Pemahaman Tentang Hari Kiamat..
"Apabila bumi digoncangkan dengan sekeras-kerasnya, dan
gunung-gunung dihancurkan selumat-lumatnya, maka jadilah ia debu
yang beterbangan." (QS. 56:4-6)
"Ketika bumi digoncangkan sekeras-kerasnya, dan bumi mengeluarkan
semua isinya, manusia bertanya : 'Mengapa menjadi begini ?', dihari
itu bumi akan menceritakan beritanya bahwa Tuhanmu telah
memerintahkan seperti itu." (QS. 99:1-5)
"Wahai manusia, insyaflah pada Tuhanmu, bahwa goncangan Sa'ah itu
adalah sesuatu yang amat dahsyat." (QS. 22:1) Sungguh luar biasa
sekali kejadian hari itu, hari dimana Allah menepati janji-Nya kepada
semua makhluk-makhluk ciptaan-Nya, hari dimana tidak ada satupun yang
dapat memberikan pertolongan dan hari yang tiada satu juga tempat
bersembunyi. Bahkan meskipun makhluk itu pergi keplanet Saturnus
sekalipun, begitu kata Qur'an.
Pergilah kamu kepada planet [zhillu] yang mempunyai 3 lingkaran,
yang tiada lindungan karena dia tetap tidak akan menyelamatkan
dari bencana [Sa'ah] bahwa dia [Sa'ah] melontarkan percikan api
laksana balok seolah dia iringan [cahaya] yang kuning. Kecelakaan
pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan [kebenaran].
(QS. 77:30-34)
Saturnus adalah planet nomor 2 besarnya dalam tata surya bumi kita
ini dengan diameter 120,536 km (equatorial) dengan berat massa
5.68e26 kg dan mengorbit dengan jarak 1,429,400,000 km [atau sekitar
9.54 AU] dari matahari. Misi tak berawak yang pertama kali
menyelidiki planet Saturnus ini oleh Pioneer 11 dalam tahun 1979 yang
disusul oleh Voyager 1 dan Voyager 2. Saat ini sebuah pesawat tak
berawak yang lain dan dilengkapi peralatan yang lebih canggih bernama
Cassini tengah dalam perjalanan menuju planet Saturnus dan
diperkirakan akan tiba pada tahun 2004.
Planet Saturnus memiliki angkasa yang kaya akan Hidrogen dengan
sabuk-sabuk awan yang memantulkan sinar matahari dengan baik. Dan 3
lapis jaringan cincin [lingkaran] seputar Equator Saturnus yang indah
itu memperhebat kecemerlangan planet tersebut. Lingkaran cincin itu
sendiri diduga terdiri dari debu halus, kerikil kecil atau
bulir-bulir es yang tak terhingga banyaknya. Planet ini memiliki 10
buah bulan dan satu diantaranya baru ditemukan pada tahun 1966.
Itulah dia hari kiamat, hari Sa'ah /waktu kehancuran total yang
ditentukan/, Yaumul Hasrah /hari penyesalan/, Yaumul Muhasabah /hari
perhitungan/, Yaumul Wazn /hari pertimbangan/ dan sejumlah nama lain
yang kesemuanya menunjukkan mengenai kiamat yang akan terjadi dalam
satu hitungan yang mengagetkan.
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Kapankah datangnya
?". Katakanlah:"Hanya disisi Tuhankulah pengetahuan /ilmu/
tentangnya; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia. ia /Kiamat/ itu amat dahsyat untuk
langit dan bumi. Dia tidak akan datang kepadamu melainkan dengan
tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar
mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu /pengetahuan/
tentangnya ada di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui".
(QS. 7:187)
Bagaimanakah sebenarnya peristiwa pada hari tersebut jika kita
menganalisanya dengan penganalisaan Qur'an dan Science ? Adakah
kiamat itu diberlakukan oleh Allah secara begitu saja dan tanpa
melalui proses alamiah ?
Marilah kita telaah terlebih dahulu ayat-ayat Allah yang bersangkutan
tentangnya didalam AlQur'an dan menghubungkannya dengan kajian
Science.
Demi yang terbang dalam keadaan bebas, yang membawa beban berat
yang bergerak dengan mudahnya dan membagi-bagi urusan; bahwasanya
yang dijanjikan itu adalah benar. (QS. 51:1-5)
Demi yang meluncur dengan cepatnya dan memercikkan api yang merubah
waktu subuh dan menimbulkan debu yang berpusat padanya sebagai satu
kesatuan. Sungguh, manusia itu tidak tahu berterima kasih kepada
Tuhannya. (QS. 100:1-6)
Pada hari meledaknya tata surya ini dengan bencana besar serta
diturunkannya para malaikat secara bersungguh-sungguh. (QS. 25:25)
Pada hari tata surya ini digoncang dengan sebenar-benar goncangan dan
orbit akan terlepas dengan luar biasa. (QS. 52:9-10)
Ketika matahari digulung (olehnya) dan bintang-bintang meluluh,
tenaga alamiah pun terlepaskan [dari posisi orbitnya], relasi
(hubungan molekul pada benda) ditinggalkan dan semua unsur
dikumpulkan serta lautan mendidih. (QS. 81:1-6)
Tata surya akan pecah karenanya sebagai bukti janji-Nya ditunaikan;
Sungguh, ini satu peringatan, barang siapa yang mau mengikuti niscaya
dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (QS. 73:18-19)
Maha Besar Allah yang telah membukakan sedikit tabir rahasia-Nya
kepada manusia mengenai hari perjanjian dengan segala kelogisannya
yang sudah sepantasnya menjadi bahan pemikiran bagi kaum yang mau
memikirkan serta bagi mereka yang benar-benar mengharapkan ridho dari
Tuhannya.
Melalui AlQur'an, wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
Saw sang utusan mulia sekitar 14 abad yang lalu ditanah Arabia telah
menyajikan secara gamblang proses kehancuran tersebut berdasarkan
data-data ilmiah yang mampu dicapai oleh pemikiran manusia diabad 20
ini.
AlQur'an memberitakan bahwa kehidupan dalam tata surya ini
akan ditutup sekaligus secara mendadak dengan alasan dan pembuktian
yang logis dan komplit. Hidup didunia ini adalah selaku ujian
terhadap manusia yang akan menentukan nilai bagi setiap diri untuk
ditempatkan pada golongan yang baik atau jahat diakhirat nanti yang
berpokok pangkal pada ayat 51:56.
Dengan alasan ini teranglah bahwa hidup kini bukan terwujud dengan
sendirinya tanpa ujung pangkal, bukan pula menjalani reinkarnasi
dengan mati dan hidup berulang kali dengan jalan penitisan kepada
makhluk/zat lainnya , malah sesuai dengan pemikiran wajar berdasarkan
hukum kausalita yang berlaku.
Hari kehancuran total itu oleh AlQur'an dinamakan Sa'ah, yaitu waktu
penutupan kehidupan massal yang ditentukan Allah, tak seorangpun yang
dapat mengetahui kapan waktu pastinya sebagai satu pengujian kepada
setiap diri mengenai Iman dan Ilmunya.
Tiada kejadian Sa'ah itu melainkan dalam sekejapan mata atau
lebih cepat lagi.
Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 16:77)
Pada ayat 16:77 diatas telah disebutkan bahwa kedatangan Sa'ah itu
terjadi dalam tempo yang sangat singkat, dan digambarkan kecepatannya
melebihi kejapan mata.
Sekarang mari sejenak kita melihat ramalan James Scotti dari
Universitas Arizona yang mengamati sebuah Asteroid yang diberi nama
XF 11 melalui teleskop 36 inci pada 6 Desember 1997 dan menyatakan
bahwa kemungkinan XF 11 itu bakal menghantam bumi pada tahun 2028.
Menurut perhitungan yang dilakukan pada 23 Maret 1998 lalu, posisi
terdekat Asteroid XF 11 pada 26 Oktober 2028 adalah 600.000 mil atau
954.340 kilometer. Kecepatan obyek angkasa ini saat itu diperkirakan
mendekati 13.914 km/detik, tulis sebuah laporan ilmiah yang
dikeluarkan Donald K. Yeomans dan Paul W. Chodas, astronom NASA yang
khusus melakukan prediksi garis orbit komet, asteroid, planet, dan
benda angkasa lain di bawah sistem tata surya matahari, dengan
bantuan komputer.
Perhitungan terakhir posisi XF 11 dilakukan berdasarkan pantauan
astronom Eleanor Helin, Brian Roman, dan Ken Lawrence yang bersama
Donald dan Paul tergabung dalam tim NEAT (Near Earth Asteroid
Tracking) di Jet Propulsion Laboratory (JPL NASA), Pasadena AS.
Perhitungan ini berarti mengandaskan ramalan bumi bakal kiamat 30
tahun lagi dan kembali ke zaman batu setelah sebuah asteroid selebar
satu mil (1,6 kilometer) menghantam bumi.
Kedua pengamatan terhadap PHA 108 (potentially hazardous asteroid),
yaitu kode yang diberikan terhadap XF 11 ini menyimpulkan, pada 2028,
garis edarnya paling dekat dengan bumi, sekitar 50.000 mil saja.
Jarak itu cukup dekat dengan daratan dan merupakan alamat buruk bagi
penghuni bumi.
Peter Schelus, peneliti lain dari Mc Donald Observatory di Texas lalu
memasuki percaturan. Awal Maret lalu, ia menggambarkan akan terjadi
88 hari ketika angkasa dipenuhi jalur asteroid yang berpijar. Garis
pijar yang menggemparkan ini bisa disaksikan dengan mata telanjang di
Eropa.
Jadwal kedatangan Asteroid XF 11, kata Peter, adalah pada 26 Oktober
2028 sore pukul 13.30 waktu pantai timur AS (atau 01.30 dini hari
WIB). Saat itu, NEO (Near Earth Object), yaitu XF 11 sudah berada
pada jarak 26.000 mil atau bisa lebih dekat lagi!
Kalau benar-benar terjadi, ya tadi itu, kehancuran total bagi segala
peradaban di muka bumi. Berbagai analisis lalu bermunculan dalam
bentuk terbitan terbatas, media cetak, tayangan film dokumenter,
sampai mini seri televisi yang sanggup menyedot perhatian seluruh
dunia, khususnya di AS.
Seperti artikel New Yorker edisi awal tahun yang menyebutkan, akibat
tabrakan hebat dengan asteroid, separoh populasi bumi akan sirna.
Kemudian sebuah film dokumenter yang ditayangkan Discovery selama dua
jam sanggup membangkitkan kekhawatiran. Begitu juga film serupa
arahan National Geographic.
Keberadaan XF 11 dan lintas orbitnya makin ramai diperbincangkan.
Stasiun televisi NBC tak mau kalah dengan menyajikan miniseri
Asteroid, memanfaatkan histeria massa.
Asteroid (kelas) XF 11 saat memasuki atmosfir bumi diperkirakan
memiliki kecepatan 45.000 mil per jam atau sebanding dengan 100 kali
kecepatan peluru yang ditembakkan. Ketika menghantam bumi, ledakan
yang ditimbulkan setara dengan 500.000 megaton TNT (ukuran ledakan).
Sebagai perbandingan, bom atom yang membumihanguskan Hiroshima
diperkirakan sebesar 0,015 megaton. Kekuatan ini sanggup membentuk
terowongan di atmosfir sepanjang lima mil. Hujan api dan perubahan
cuaca pun terjadi secara drastis lantaran iklim global berubah. Sinar
matahari terhalang oleh debu yang tersebar dalam jumlah besar di
lapisan stratosfir.
Bumi memang berada pada daerah terpaan asteroid dan komet. Namun,
atmosfir bumi melindungi penghuninya dari bebatuan ruang angkasa
kecil seukuran butiran pasir atau kelereng yang setiap hari
menghujani bumi. Kebanyakan asteroid mengikuti jalur edar antara dua
planet, yaitu Mars dan Jupiter, tapi asteroid itu saling mempengaruhi
dan bahkan terpengaruh oleh Jupiter. Akibatnya, sebagian asteroid
keluar dari jalur dan kemudian memasuki orbit Mars atau Bumi.
Bintang berekor di malam hari adalah bukti benda ruang angkasa yang
terbakar ketika memasuki atmosfir. Kebanyakan asteroid berdiameter 10
meter akan hancur sebelum menumbuk bumi. Walau demikian, masih ada
beberapa pecahan yang sempat tiba di permukaan bumi.
Bagaimana kalau asteroid jatuh di laut? Jika jatuh di Laut Jawa
misalnya, akan menimbulkan tsunami setinggi 130 meter. Dan
mengakibatkan gelombang hebat yang menyapu kota-kota sejauh 10 mil
dari garis pantai. Bukankah menurut para ilmuwan, punahnya dinosaurus
akibat serangan meteor yang terjadi 65 juta tahun lalu?
Perhitungan orbit yang akurat adalah modal utama. Soalnya, menurut
penelitian Spaceguard Survey yang menghabiskan US$50 juta selama 10
tahun -yaitu lembaga yang mampu menaksir populasi dan melakukan
identifikasi besarnya obyek NEAR (Near Earth Asteroid Rendezvous)
yang berpotensi menabrak bumi melalui penjejak sistematik yang
terdapat pada monitor efektif- memperkirakan, sekitar 4.000 asteroid
dengan ukuran satu kilometer ke atas, melintas di sekitar bumi. Dari
jumlah itu, cuma 150 yang dapat dikenali. Sementara ukuran lebih
kecil seperti yang jatuh di Tunguska, jumlahnya lebih banyak, yaitu
300.000.
Tim NEAT menghapus kekhawatiran itu melalui perhitungan mereka. Tapi
Brian Marsden dari Smithsonian Astrosphysical Observatory, yang ikut
mendorong penemuan kalkulasi garis orbit terakhir, masih penasaran.
Marsden menyebutkan bahwa dasar perhitungan itu menurut gambar XF 11
yang ditangkap pada 1990. Bahwa perhitungan yang sangat akurat dapat
dilakukan lagi saat XF 11 berdekatan dengan bumi pada 31 Oktober
2002. Melalui radar optik, garis edar XF 11 yang tepat bisa
disimpulkan. Benarkah kiamat akan terjadi pada tahun 2028 yang
diakibatkan oleh XF 11 ?
Masih terlalu dini untuk menyimpulkan demikian, Asteroid XF 11
meskipun menghantam bumi dia tidak akan mengakibatkan hancurnya tata
surya sebagaimana yang di jelaskan oleh Qur'an.
Menurut hukum Fisika, kecepatan pandangan mata sama besar dengan
kecepatan gerak sinar atau gelombang radio. Sinar bergerak sekitar
186.282 mil sedetik. Dalam satu tahun atau selama 365 hari ada
31.536.000 detik. Jadi sinar bergerak dalam satu tahun sejauh
5.874.589.152.000 mil, dan ini dinyatakan 1 tahun sinar, biasanya
angka ini dibulatkan menjadi 6 billion mil.
Sementara itu sinar dari matahari untuk mencapai bumi dibutuhkan
waktu 8.3 menit [juga biasanya dibulatkan menjadi 8 menit sinar
saja]. Jadi jika misalnya matahari itu mendadak hilang dari angkasa
maka keadaan itu baru dapat kita lihat 8 menit kemudiannya, karena
memang sekianlah kecepatan kejapan mata atau pandangan mata [menurut
hukum Fisika].
Kini dikatakan Sa'ah itu lebih cepat lagi, maka kecepatan yang
melebihi gerakan sinar untuk saat ini yang dikenal adalah komet. Dan
komet itu melayang diantara bintang-bintang angkasa hanya dalam waktu
beberapa saat saja, padahal seperti diketahui orang, jarak bintang
terdekat adalah 4 tahun gerak sinar.
Jadi Sa'ah itu berlaku cepat sekali seperti kecepatan gerak komet
[atau memang justru komet itu sendirilah yang dijadikan Allah selaku
penyebab terjadinya Sa'ah nantinya ?].
Mari kita bahas masalah ini :
Komet adalah benda angkasa yang DIDUGA oleh para ahli terdiri dari
debu, es dan gas yang membeku. Komet menyala dan membentuk ekor gas
bercahaya tatkala lewat didekat matahari. Ia memiliki lintasan yang
lonjong, berbeda dengan lintasan planet yang berbentuk lingkaran.
Komet terang sering tampak pada siang hari.
Ekornya bisa lengkung meliputi setengah bola langit, dan para
Astronom juga menduga ada sekitar 100.000 buah komet diangkasa raya.
Dan sebagaimana yang dikatakan ayat 7:187 yang sudah kita ulas
diatas, bahwa tidak akan ada seorangpun yang dapat meramalkan kapan
saat Sa'ah itu terjadi.
Karenanya jika kita mencoba mengasumsikan bahwa memang komet itulah
yang akan menjadi penyebab Sa'ah maka pantas ramalan para sarjana
mengenai rombongan komet yang dapat dilihat dari bumi selalu gagal
begitupun rombongan komet yang dinamakan Kohoutek pada bulan Desember
1973.
Ada satu ayat Qur'an yang cukup mengundang perhatian kita untuk
menghubungkannya kepada penyebab kejadian pada hari Sa'ah itu, ayat
tersebut adalah :
Dan yang menguasai itu berada atas bagian-bagiannya dan [benda]
yang membawa semesta Tuhanmu diatas mereka ketika itu "Ada
Delapan". (QS. 69:17)
'Arsy yang selama ini ditafsirkan oleh sebagian besar orang sebagai
singgasana dimana Allah berdiam itu saya anggap keliru, sebab Allah
tidak membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan
waktu.
Jika dikatakan bahwa Allah *duduk* diatas 'Arsy maka berarti Allah
memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat
tinggal dan tempat bernaung, padahal Allah Maha Suci dan Maha Mulia
dari semua itu ! Sungguh kontradiksi sekali dengan sifat-sifat
keTuhanan yang dikenal didalam Islam sebagai Asma ul Husna[2] .
Sungguh, jika kita mau memperhatikan Qur'an secara lebih teliti akan
kita dapati beberapa pengertian untuk 'Arsy ini, misalnya :
1 Yang didirikan, yang dibangun seperti bangunan dijaman Nabi
Sulaiman [27:38];
bangunan dijaman Nabi Yusuf [12:100] atau bangunan yang ada di
Palestina dahulu kala [2:259].
Lebih jelas lagi ayat 7:137 dimana dinyatakan 'Arsy itu berarti
bangunan yang dibangun oleh Fir'aun.
2 'Arsy juga berarti semesta raya atau universe karena dia
dibangun atau didirikan oleh Pencipta Esa.
Ayat tentang itu banyak sekali, diantara lain ayat 11/7, 7/54,
40/6, 39/75 dan 69/17.
Semua benda angkasa dinamakan semesta raya atau langit bagi manusia
dan merupakan 'Arsy Allah, termasuk planet-planet, bulan-bulan
[satelites], komet dan apa-apa yang ada diantaranya. Semua benda itu
dibangun oleh Allah sebagai yang dimaksud ayat 11:7.
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari
[maksudnya 6.000 tahun karena 1 hari Allah = 1000 tahun manusia
berdasarkan ayat 22:47] dan adalah semestanya atas Almaa' ...
(QS. 11:7)
Semesta raya disusun begitu rupa terdiri dari jutaan bima
sakti/galaksi. Masing-masing bima sakti terdiri dari jutaan bintang
yang setiapnya dikitari oleh planet-planet yang umumnya juga dikitari
oleh bulan-bulan sebagai satelitnya. Satu bintang dengan beberapa
planet dan bulannya dinamakan tata surya atau solar system.
Kita kembali pada ayat 69:17 sebelumnya yang mengatakan bahwa kelak
pada hari Sa'ah akan ada 8 yang membawa semesta raya ini padanya yang
karena itu dia disebut sebagai yang menguasai. Adalah satu hal yang
cukup masuk akal jika kita telah berasumsi bahwa yang 8 dimaksudkan
oleh Alqur'an ini adalah 8 rombongan komet yang akan datang dengan
kecepatan penuh dan menjadikan penyebab hari Sa'ah tersebut.
Para ahli Astronomi telah sama mengetahui kedatangan suatu
komet yang dinamakan komet halley ditaksir besarnya ribuan kali besar
matahari dan panjangnya diperkirakan 500 juta mil atau lebih kurang 6
kali jarak antara matahari dan bumi [lebih panjang dari 1.000 AU].
Pada bulan April 1970 pernah pula kelihatan komet yang seperti itu
bergerak dari belahan selatan ke utara selama sebulan penuh menjelang
subuh.
Kalau orang hanya mengikuti pendapat dan dugaan ahli-ahli angkasa
Barat tentang komet, maka akhirnya orang akan berpendapat bahwa komet
itu hanya benda angkasa yang tidak perlu dihiraukan karena mereka
menganggapnya tidak berarti sama sekali. Dan ini bertentangan dengan
AlQur'an yang dengan nyata mengatakan bahwa Allah tidak pernah
menjadikan langit dan bumi ini dengan kesia-siaan atau dengan kata
lain tanpa maksud dan tujuan.
Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu
sangkakan terhadap Tuhanmu, dan itu telah menjerumuskan kamu,
maka jadilah kamu orang-orang yang merugi. (QS. 41:23)
Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di
dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan
kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan
tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (QS.
45:24)
Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan dusta atas nama Allah
pada hari kiamah ?
Sungguh, Allah Yang mempunyai karunia atas manusia tetapi kebanyakan
mereka tidak berterimakasih.
(QS. 10:60) Kalau bintang-bintang berfungsi mengatur kehidupan
diplanet-planet yang mengorbitnya, maka komet merubah kehidupan
secara mendadak, dia membentur semua bintang diangkasa luas secara
berganti-ganti menurut ketetapan yang ditentukan Allah sesuai dengan
arah layang komet yang tidak berorbit jelas.
Yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk atau dalam keadaan
berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.
(mereka itu berkata): "Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau
menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
selamatkanlah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)
Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara
keduanya secara bermain-main.
(QS. 44:38) Para Astronom Barat terlalu cepat mengambil kesimpulan
untuk menentukan wujud dari komet itu dengan mengatakan ia terdiri
dari debu, es dan gas yang membeku. Sebab jika benar demikian, maka
tentunya komet itu akan jatuh kepada planet atau matahari seperti
jatuhnya meteorities, padahal belum pernah diketahui sebuah komet
telah jatuh seperti demikian. Begitupula halnya dengan orbit komet
yang dianggap pula oleh Astronom Barat itu sebagai keluarga tata
surya.
Orang seharusnya dapat mengambil pelajaran tentang komet Kohoutek
pada bulan Desember 1973 yang ternyata telah keluar dari gugusan
bintang lain, yaitu kelihatan dari celah-celah galaksi lain disemesta
raya ini. Orang telah gagal dengan anggapannya yang mengatakan bahwa
wujud komet terdiri dari pasir dan juga gagal dalam menentukan
orbitnya yang dikatakan ellips, padahal sebenarnya komet itu mengedar
tanpa orbit yang jelas.
Dalam hal ini manusia, khususnya umat Islam harus istiqomah terhadap
kitab suci AlQur'an yang berisikan petunjuk dan sumber ilmu
pengetahuan bagi manusia. Bukankah Allah sudah bersumpah pada ayat
37:1-5 dibawah ini yang menyamakan arti semesta raya yang berjuta
milyar bintang dengan 8 buah benda berapi [komet] penghancurnya.
Demi [bintang-bintang] yang berbaris tersusun [disemesta raya],
Demi [benda angkasa] yang membentur dengan benturan
Demi [ayat-ayat Qur'an] yang menganalisakan pemikiran
Bahwa Tuhanmu adalah satu, yaitu Tuhan semua planet dan bumi ini
serta apa yang ada diantaranya serta Tuhan bagi tempat-tempat
terbit matahari [dalam setiap planetnya].
(QS. 37:1-5)
Orang tidak berkesempatan banyak untuk mempelajari komet karena
terlalu jauh dan jarang sekali kelihatan, untuk komet Halley saja
melakukan lintasan kepada matahari dalam kurun waktu 76 tahun sekali,
komet Kohoutek 75.000 tahun untuk melengkapi peredarannya sedangkan
komet Encke yang memiliki lintasan terpendek menghampiri matahari
tiap 3,3 tahun sekali. Pada tahun 1993 Eugene dan Carolyn Shoemaker
serta David Levy menemukan sebuah komet baru yang diberi nama komet
Shoemaker-Levy 9 [sesuai dengan nama penemunya]
Informasi selengkapnya mengenai komet SL 9 ini bisa anda lihat dalam
situs : http://www.seds.org/billa/tnp/sl9.html[3][IMAGE]
Ayat 42:5 juga memberitahukan kepada kita bahwa pada masa lalu,
pernah berlaku pendekatan layang sekelompok komet [yang besar] hingga
merobah posisi planet-planet dalam tata surya ini. Akibatnya,
terjadilah topan Nabi Nuh dan berpindahlah kutub-kutub bumi dari
tempatnya semula ketempat yang baru sebagaimana yang kita kenal
sekarang ini.
Hampir saja planet-planet itu terseret [oleh komet] dari atasnya,
dan malaikat tasbih dengan memuja Tuhan mereka serta memintakan
ampun bagi orang dibumi. Ingatlah bahwa Allah itu Pengampun dan
Penyayang.
(QS. 42:5)
Peristiwa Topan Nabi Nuh sudah ditentukan oleh Allah dengan rencana
tepat dan logis, tidak semata-mata untuk mengazab mereka-mereka yang
kafir terhadap petunjuk Nabi-Nya namun lebih jauh dari itu berfungsi
untuk perbaikan stelsel tata surya, khususnya planet bumi.
[masalah ini akan kita bahas dalam artikel : Kealamiahan mukjizat
Nabi Nuh dan Nabi Musa[4]]
Seimbang dengan ayat 42:5 diatas, maka Ayat 69:13 menyatakan
sebaliknya, bahwa kelak dikemudian hari serombongan komet akan datang
membentur/menyeret tata surya kita, waktunya sangat dirahasiakan,
hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Waktu itu akan tergoncanglah
planet-planet dengan hebatnya terseret mengikuti layang sekumpulan
komet itu dan musnahlah semua yang hidup kecuali apa yang dikehendaki
oleh Allah sebagaimana yang terdapat dalam ayat 39:68
Apabila ditiupkan sangkakala dengan sekali tiupan, terbawalah
bumi ini dan semua tenaga alamiahnya lalu bergoncanglah ia sekali
goncangan maka ketika itu menimpalah yang menimpa dan pecahlah
tata surya ini pada hari itu menurut ketentuan. (QS. 69:13-16)
Dan ditiupkan sangkakala lalu mati apa-apa yang ada dilangit dan
apa-apa yang ada dibumi kecuali apa saja yang dikehendaki oleh Allah,
kemudian akan ditiupkan padanya [sekali lagi] maka tiba-tiba mereka
bangkit [dari mati dan] menunggu [pengadilan Tuhan atas mereka]. (QS.
39:68)
Apakah dan bagaimana waktu itu kejadian penyeretan tata surya ini dan
dengan jalan bagaimana pula Allah menjalankan hukum-hukum
Kausalita-Nya untuk memberikan perlindungan kepada apa yang
dikecualikan-Nya seperti pada ayat 39:68 diatas ?
Mari kita jawab bersama ...
Perhatikan ulang firman Allah berikut ini :
Demi yang meluncur dengan cepatnya dan memercikkan api yang
merubah waktu subuh dan menimbulkan debu yang berpusat padanya
sebagai satu kesatuan. Sungguh, manusia itu tidak tahu berterima
kasih kepada Tuhannya. (QS. 100:1-6)
Demi yang terbang dalam keadaan bebas, yang membawa beban berat yang
bergerak dengan mudahnya dan membagi-bagi urusan; bahwasanya yang
dijanjikan itu adalah benar. (QS. 51:1-5)
Demi yang membentur dengan benturan (QS. 37:2) Dari ayat Qur'an
diatas kita bisa membaca bahwa kelak akan datang sekumpulan benda
angkasa yang meluncur dengan cepat sambil memercikkan api [QS. 100:1]
yang telah ditentukan Allah untuk membentur tatasurya kita ini [QS.
37:2] lalu menyeretnya menurut layangnya disemesta luas [QS. 100:4]
hingga habislah semua bintang diangkasa itu semuanya terseret pada
waktu tertentu berturut-turut [QS. 51:4].
Waktu itu matilah semua makhluk berjiwa dalam daerah tatasurya [QS.
39:68] hari itu tidak ada tempat berlindung sama sekali bagi manusia
sekalipun dia mencoba ke planet Saturnus dengan dugaan bahwa cincin
yang melingkar pada Saturnus itu dapat melindunginya dan itu sudah
dibantah oleh Qur'an pada 77:30-34 yang sudah kita bahas pada bagian
atas.
Tolong perhatikan masing-masing ayat yang saya tunjuk diatas untuk
menemukan relevansinya
Dengan ini saja kita bisa mengambil kesimpulan bahwa benda angkasa
yang dimaksudkan kemungkinan besar adalah komet yang memiliki
karakteristik nubuatan Qur'an.
Dan yang menjadi ekor komet sebagai yang kita lihat melayang
diangkasa bebas adalah bintang-bintang dengan semua planet dan
bulannya yang telah dibentur dan diseret oleh komet itu lebih dahulu.
Demikian pula akan berlaku pada tata surya kita ini bila nanti sudah
datang perintah dari Allah saatnya.
Lalu kenapa rombongan komet itu kelihatan kecil saja ?
Itu tidak lain karena disebabkan dia berada sangat jauh dibalik
jutaan bintang atau malah mungkin pula dibalik jutaan galaksi. Suatu
komet tidak dapat diperkirakan besarnya dengan satu kepastian,
mungkin ribuan kali lebih besar dari matahari kita, dia bergerak
tanpa orbit yang jelas karena dia terbentuk dari non partikel dengan
massa yang semakin besar yang diakibatkan oleh sifat kohesi sesamanya
dan bergabung dengan Nebula atau awan susu, dia lari dari partikel
tetapi mempunyai sifat bergabung sesamanya seperti Ionosfir yang
melingkupi planet.
Demikian pula komet lari dari setiap bintang yang ditemuinya
tetapi karena terlalu besar dan terlalu cepat layangnya [dalam Qur'an
diistilahkan yang terbang bebas dan berbeban berat serta mudah dalam
pergerakan] maka dalam gerak demikian dia membentur setiap tatasurya
yang menghalangi arah geraknya, langsung membentur dan menyeret.
Waktu itu juga seluruh Ionosfir akan bergabung dengan komet, sehingga
berakibat setiap tatasurya yang dibentur komet itu otomatis menurut
kepada benda raksasa itu.
Ketika komet membentur tatasurya dia terpaksa merobah arah geraknya
beberapa derajat karenanya komet itu nantinya akan menempuh seluruh
daerah semesta raya, ditimbulkan oleh sifatnya yang anti partikel.
Maka dari itu akan amat janggal sekali jika kita mengikuti Dugaan
Astronomi Barat bahwa komet itu terdiri dari pasir atau es yang
mengorbit keliling matahari kita.
Dengan sifat anti partikel itu, komet tidak menjalani garis orbit
tertentu, karenanya sebagaimana yang sudah kita tuliskan pada
bahagian atas bahwa orang pernah melihat komet itu bergerak dari
selatan keutara atau sebaliknya. Jika komet termasuk keluarga
tatasurya kita maka otomatis dia harus patuh pada hukum tatasurya dan
bintang-bintang lain bahwa semuanya bergerak dari barat ketimur.
Pembenturan komet atas setiap bintang bukan terlaksana sekaligus,
bukan dalam satu ketika melainkan melalui proses ilmiah yaitu secara
berangsur-angsur sehingga kian lama wujudnya semakin membesar dalam
masa yang amat panjang dan itu telah mulai terjadi semenjak ribuan
tahun yang lalu dan akan tetap seperti itu hingga masa ketentuan itu
diberlakukan Allah.
Mungkin hal itu susah digambarkan dalam ingatan bahwa langit biru
yang ada diatas kita ini kelak tiada lagi berbintang karena semuanya
mengikut pada 8 rombongan komet seolah komet itu yang menguasai
semesta raya.
Dan yang menguasai itu berada atas bagian-bagiannya dan yang
membawa semesta Tuhanmu diatas mereka ketika itu "Ada Delapan".
(QS. 69:17)
Bahwa setiap planet itu berputar disumbunya untuk mewujudkan siang
dan malam serta Timur dan Barat bagi permukaan masing-masing planet
itu adalah sudah satu hukum yang pasti dalam ilmu Astronomi. Semua
bintang berada pada posisi tertentu disemesta raya dengan sifat
Repellent antara satu dengan lainnya tersusun rapi sesuai dengan
hukum-hukum yang sudah ditetapkan Allah.
Sungguh, Allah menahan planet-planet dan bumi agar tidak luput
/dari garis orbitnya/,
Jika semua itu sampai luput, adakah yang dapat menahannya selain
Dia ?
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(QS. 35:41)
Tapi mesti dijelaskan disini dalam hubungannya dengan banyak ayat
Qur'an yang lain serta kajian Ilmu pengetahuan modern, setiap planet
memiliki Rawasia [tenaga alamiah] Simple karenanya tidak akan
kejadian dua planet dempet bersatu; sebaliknya setiap planet dalam
tatasurya ini akan dempet bersatu dengan matahari yang dikitarinya
namun tidak akan lebur mencair karena masing-masingnya dikungkung
oleh batang magnet yang membujur dari Utara ke Selatan.
Hal ini berlaku sewaktu tatasurya ini diseret oleh komet sehingga
menyebabkan susunan planet kacau balau.
Orbit dan jarak tertentu tak terlaksana lagi masing-masingnya
tertarik jatuh pada matahari disebabkan Rawasia yang berlainan.
Setiap planet itu melekat pada matahari dalam keadaan utuh berupa
globe yang senantiasa bulat dan tetap berputar disumbunya.
Masalah Rawasia/Batang Magnet/Tenaga Alamiah ini sudah kita bahas
dalam artikel Mengungkap konstruksi piring terbang [5]
Hal demikian sangat penting sekali terjadi karena dengan itu tidak
akan kejadian adanya suatu planet dalam tatasurya kita ditarik oleh
bintang lain, tetapi hal itu pulalah yang menyebabkan permukaan
setiap planet terbakar, lautan menguap habis, gunung-gunung meleleh
dan setiap benda mencair jadi atom asal seperti diterangkan oleh ayat
81:1 s.d 81:6
Ketika matahari digulung (olehnya) dan bintang-bintang meluluh,
tenaga alamiah pun terlepaskan [dari posisi orbitnya], relasi
(hubungan molekul pada benda) ditinggalkan dan semua unsur
dikumpulkan serta lautan mendidih. (QS. 81:1-6)
Akan tetapi lain keadaannya dengan bulan-bulan yang menjadi satelit
mengitari planet.
Untuk itu AlQur'an menerangkan :
Semakin dekat Sa'ah dan terpecahnya bulan-bulan. (QS. 54:1)
Dan lenyaplah bulan-bulan itu serta dikumpulkanlah bulan-bulan
itu bersama matahari. (QS. 75:8-9)
Bulan memiliki Rawasia Spot atau Mascon, yaitu titik pusat magnet
yang berada dalam tubuhnya, karena itu dia tidak pernah berputar
tetapi mengedar keliling planet. Makanya bulan terwujud dari pasir
halus tak memadat, bergravitasi sangat lemah. Bulan mengorbit
matahari dengan jarak 384,400 km dari planet bumi kita dan bergaris
tengah 3476 km dengan massa 7.35e22 kg.
Sewaktu planet-planet jatuh tertarik dempet pada matahari pada hari
Sa'ah tersebut maka setiap bulan itu tak mungkin mempertahankan wujud
globenya, masing-masing akan meleleh menjadi satu dengan matahari dan
mulai saat itu hilanglah bulan untuk selama-lamanya sebagaimana
tercantum pada ayat 75:8-9 diatas dan sesuai pula dengan ayat 39:68
yang menyatakan bahwa pada ledakan pertama itu semua yang hidup akan
mati kecuali apa-apa yang dikehendaki oleh Allah, dan secara
kesimpulan *goblok* salah satu benda yang tidak akan dimusnahkan oleh
Allah itu adalah planet bumi kita ini sebab pada saat itu bumi tidak
lebur kedalam matahari dalam pengertian meleleh melainkan akan
mewujudkan satu keadaan baru sebagaimana yang diterangkan Allah dalam
firman-Nya yang lain serta beberapa Hadist Nabi Muhammad Saw yang
akan kita bahas dibawah ini :
Pada hari Kami putarkan tata surya ini laksana putaran radiasi
untuk ketetapan-ketetapan [Kami].
Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan
mengulanginya kembali sebagai janji atas Kami. Sungguh pasti akan
Kami tepati [janji itu]. (QS. 21:104)
[Yaitu] hari dimana bumi diganti dengan bumi yang lain [dalam
rupanya] begitu pula planet-planet, dan mereka semuanya tunduk kepada
Allah yang Esa dan Perkasa. (QS. 14:48)
Wahai manusia, insyaflah pada Tuhanmu,
Bahwa goncangan Sa'ah itu adalah sesuatu yang amat dahsyat. (QS.
22:1)
Dia berfirman: "Di sana engkau hidup dan disana pula engkau akan
mati, dan dari sana pula engkau akan dibangkitkan. (QS. 7:25)
Dari Sahal bin Sa'ad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di
Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak ada
tanda-tanda penunjuk untuk siapapun". (HR. Imam Muslim)
Dari Mikdad bin Aswad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Didekatkan matahari kepada manusia dihari
kiamat sehingga jarak matahari dari mereka sekira satu mil. Manusia
digenangi keringat menurut ukuran amal mereka..." (HR. Imam Muslim)
Jadi jelaslah bahwa bumi kita ini dan juga matahari tidak akan hancur
saat itu melainkan akan diperbaharui bentuk dan keadaannya
sebagaimana Firman Allah dan Hadist Rasul diatas.
Sampai disini maka usailah bagian pertama dari pembahasan kiamat ini,
dan kita akan meneruskan pembahasan Kiamat ini kearah yang lebih jauh
lagi pada artikel Mengungkap Hidup Setelah Mati [6].
Khusus bagi anda yang muslim dan tidak terlalu suka mencampur baurkan
Science dan Qur'an saya persilahkan memindahkan situsnya ketempat
lain karena pembahasan berikutnya jika tidak hati-hati dalam memahami
ayat-ayat Allah dapat membuat anda meragukan akidah anda terhadap
Islam dan dapat menimbulkan fitnah anda kepada saya sebagai
penulisnya.