Informasi Kepada Pengunjung

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog ini, Semoga anda senang dan sering Berkunjung Ke_Blog ini lagi...."SEE You"

Informasi Kepada Pengunjung

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog ini, Semoga anda senang dan sering Berkunjung Ke_Blog ini lagi...."SEE You"

Informasi Kepada Pengunjung

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog ini, Semoga anda senang dan sering Berkunjung Ke_Blog ini lagi...."SEE You"

Informasi Kepada Pengunjung

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog ini, Semoga anda senang dan sering Berkunjung Ke_Blog ini lagi...."SEE You"

Informasi Kepada Pengunjung

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog ini, Semoga anda senang dan sering Berkunjung Ke_Blog ini lagi...."SEE You"

Senin, 04 Juli 2011

Nasehat - Nasehat Baik

Episode 1
---------

Jadilah dirimu sendiri untuk meraih masa depan..
manfaat khan disetiap sekeliling mu dan jadikn sebagai sahabat..
sayangi orang-orang terdekatmu dan cintai lah orang lain..
setia akan membuat kagum ditiap2 hari mu...
jadikan rasa ingin tahu mu disela-sela kesibukan..

Kisah Islami

KEJUJURAN SEORANG SAUDAGAR PERMATA
----------------------------------------

Pada suatu hari, seorang saudagar perhiasan di zaman Tabiin bernama Yunus bin Ubaid, menyuruh saudaranya menjaga kedainya kerana ia akan keluar solat. Ketika itu datanglah seorang badwi yang hendak membeli perhiasan di kedai itu. Maka terjadilah jual beli di antara badwi itu dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya tadi.
Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya empat ratus dirham. Saudara kepada Yunus menunjukkan suatu barang yang sebetulnya harga dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh badwi tadi tanpa diminta mengurangkan harganya tadi. Ditengah jalan, dia terserempak dengan Yunus bin Ubaid. Yunus bin Ubaid lalu bertanya kepada si badwi yang membawa barang perhiasan yang dibeli dari kedainya tadi. Sememangnya dia mengenali barang tersebut adalah dari kedainya. Saudagar Yunus bertanya kepada badwi itu, "Berapakah harga barang ini kamu beli?"

Badwi itu menjawab, "Empat ratus dirham."
"Tetapi harga sebenarnya cuma dua ratus dirham sahaja. Mari ke kedai saya supaya saya dapat kembalikan wang selebihnya kepada saudara." Kata saudagar Yunus lagi.
"Biarlah, ia tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga yang empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham."
Tetapi saudagar Yunus itu tidak mahu melepaskan badwi itu pergi. Didesaknya juga agar badwi tersebut balik ke kedainya dan bila tiba dikembalikan wang baki kepada badwi itu. Setelah badwi itu beredar, berkatalah saudagar Yunus kepada saudaranya, "Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan dua kali ganda?" Marah saudagar Yunus lagi.

"Tetapi dia sendiri yang mahu membelinya dengan harga empat ratus dirham." Saudaranya cuba mempertahankan bahawa dia dipihak yang benar.
Kata saudagar Yunus lagi, "Ya, tetapi di atas belakang kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan saudara kita seperti memperlakukan terhadap diri kita sendiri."
Jika kisah ini dapat dijadikan tauladan bagi peniaga-peniaga kita yang beriman, amatlah tepat. Kerana ini menunjukkan peribadi seorang peniaga yang jujur dan amanah di jalan mencari rezeki yang halal. Jika semuanya berjalan dengan aman dan tenteram kerana tidak ada penipuan dalam perniagaan.

Dalam hal ini Rasulullah S.A.W bersabda, "Sesungguhnya Allah itu penetap harga, yang menahan, yang melepas dan memberi rezeki dan sesungguhnya aku harap bertemu Allah di dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntut aku lantaran menzalimi di jiwa atau diharga." (Diriwayat lima imam kecuali imam Nasa'i)

Kisah Dunia Sophie

Dunia Sophie
---------------------
--> Nadirsyah Hosen

 

Apa yang menarik dari Sophie's World (Dunia Sophie) ? Buat sebagian orang, novel filsafat itu menarik karena berhasil menyederhanakan pembahasan filsafat yang rumit ke dalam bahasa yang sederhana. Buat sebagian yang lain, Sophie's World, yang ditulis oleh Jostein Gaarder dan menjadi best seller di manca negara, menjadi menarik karena pengarangnya berhasil memainkan rasa penasaran pembaca.

Buat saya, yang mendapat buku itu di toko buku bekas di kampus saya, buku itu menarik karena dua alasan. Pertama, saya amat terkesan ketika Albert Knox menulis untuk Sophie, gadis berusia 14 tahun, "Banyak manusia yang hidup di dunia dengan cara yang sama anehnya dengan pesulap yang menarik seekor kelinci keluar dari topi yang kosong. Dalam kasus kelinci itu, kita tahu pesulap telah mengerjai kita. Yang ingin kita ketahui adalah bagaimana dia melakukannya. Berbeda dengan dunia kita. Kita tahu bahwa dunia bukanlah tipuan tangan sebab kita ada didalamnya; kita bagian dari dunia itu.

Sebenarnya, kitalah kelinci putih yang ditarik keluar dari topi. Bedanya, kelinci itu tak sadar bahwa itu bagian dari sebuah tipuan sulap. Tidak seperti kita, kita menyadari bahwa kita adalah bagian sesuatu yang misterius dan kita ingin tahu bagaimana itu semuanya berjalan." (Jostein Gaarder, Sophie's World, Phoenix House, London, 1991, hal. 13)

Rasa ingin tahu yang dilukiskan di atas membawa kita untuk menggunakan akal kita. Hanya saja, Gaarder secara cerdik menulis cerita Sophie's World itu dengan sejumlah daya imajinasi yang sama sekali tak masuk akal. Bagaimana tokoh kartun bisa hidup di depan Sophie, bagaimana dunia bisa berubah ketika ia minum salah satu cairan dan bagaimana Sophie dan gurunya, Albert Knox, bisa lenyap dan ganti memata-matai Hilde dan ayahnya. Tapi justru inilah alasan ketertarikan saya yang kedua.

Dunia Sophie merupakan perpaduan dunia rasional dan dunia irrasional sekaligus. Saya kembali teringat akan Dunia Sophie di bulan Ramadhan ini. Bulan Ramadhan seyogyanya bisa membawa kita menyadari, bahwa di tengah hidup kita yang kompetitif dan selalu berpacu dengan hal-hal rasional, ada sebuah ruang luas yang menyediakan tempat untuk dunia irrasional (baca: dunia mistis).

Bisakah kita merasionalkan mengapa kita harus puasa? Mampukah akal kita menjelaskan bagaimana kita tidak boleh bergaul dengan perempuan, yang sudah sah kita nikahi, saat siang hari Ramadhan namun dibolehkan di waktu malam? Sanggupkah akal menjelaskan bahwa makanan dan minuman yang halal itu tiba-tiba tidak boleh kita nikmati untuk sementara waktu. Adakah penjelasan yang memuaskan rasio kita ketika dalam hadis Qudsi Allah berfirman, "puasa itu untuk-Ku!"

Dunia Sophie mengajarkan kita bahwa hidup ini tidak melulu berdasarkan hitungan rasional. Bulan puasa menjadi momen kita untuk menghela nafas sejenak dan merenungi sikap kita yang selalu mendewakan rasionalitas.

Di atas saya sudah mengutip Dunia Sophie, lalu bagaimana dunia menurut Fariduddin Aththar? Sufi besar yang hidup pada abad ke-12 ini menulis, "Dunia ini ibarat tenda kafilah dengan dua pintu: engkau masuk dari satu pintu dan keluar dari pintu lainnya...Meskipun engkau seorang Iskandar Agung, dunia sementara ini kelak akan memberikan kain kafan bagi segenap keagunganmu..."

Aththar benar! Karena akal yang kita dewa-dewakan pun akan berujung pada sebuah kain kafan.

Kisah Abadi Laila n Majnun

Cinta si Majnun
-----------------------

--> Nadirsyah Hosen

 

Tahukah anda kekuatan sebuah cinta? Sadarkah kita bagaimana cinta bisa menjelma menjadi energi yangtiada habisnya? Qais, yang kemudian dikenal sebagai Majnun, membuktikan itu semua.

Qais mencintai Laila sepenuh hati. Ketika orang tua Laila menghalangi cinta mereka, Qais bukannya mundur malah ia berubah menjadi Majnun, pecinta yang tergila-gila pada Laila sehingga hidupnya berubah total.

Hakim Nizhami, sufi agung yang menuliskan kisah ini, melukiskan bagaimana cinta tak mengenal lelah, bagaimana lapar dan dahaga tak dihiraukan oleh Majnun, bagaimana energi cinta yang dihasilkan Majnun mampu menundukkan segenap binatang buas di hutan tempat persembunyiannya.

Loyalitas Laila pun tak bergoyang meskipun ayahnya menikahkannya dengan paksa kepada seorang bangsawan. Sampai akhir hayatnya bangsawan itu tak berhasil menyentuh Laila, yang notabene telah dipersuntingnya.

Ketika datang rasa rindu, bibir Majnun kering melantunkan tembang pujian dan syair kerinduan untuk Laila, ketika pagar rumah orang tua Laila menghalangi komunikasi mereka, Laila menulis surat cinta di potongan kertas kecil lalu ia biarkan angin membawanya sampai ke Majnun.

Ayah Majnun mencoba memberikan alternatif untuk Majnun. Dibuatlah pesta yang dihadiri segenap gadis cantik, namun bukanlah Majnun kalau tak mampu bersikap loyal pada kekasihnya. Majnun menampik semua tawaran itu.

Banyak orang yang percaya, bahwa kisah Laila Majnun itu merupakan simbol belaka. Hakim Nizhami sebenarnya hanya menunjukkan bagaimana sikap seorang pecinta sejati kepada kekasihnya. Ketika Laila dan Majnun telah tiada, konon, seorang sufi bermimpi melihat Majnun hadir dihadapan Tuhan. Tuhan membelai Majnun dengan penuh kasih sayang seraya berkata, "Tidakkah engkau malu memanggil-manggi-Ku dengan nama Laila, sesudah engkau meminum anggur Cinta-Ku?"

Seperti Majnun yang mengeluarkan energi yang tiada habisnya, di bulan ramadhan ini kita pun belajar untuk menaikkan maqam cinta kita kepada Allah.Energi cinta yang kita pancarkan dibulan puasa seyogyanya mampu menundukkan nafsu buas di sekeliling kita.

Bibir kering dan perut lapar bukanlah alasan untuk menampik sebuah cinta ilahi. Dari tenggorokan yang kering justru keluar Bacaan Yang Mulia dan asma Kekasih Sejati kita, Allah swt. Ketika disekeliling kita banyak yang menyodorkan alternatif kebahagiaan, sebagaimana Majnun menolak tawaran ayahnya, kita pun bersikap setia pada kebahagiaan yang dijanjikan Allah kelak.

Ketika banyak yang mencoba memagari cinta kita dengan "pagar duniawi", seperti Laila yang mengungkapkan isi hatinya lewat potongan kertas yg dibawa angin, kita ungkapkan cinta sejati kita di bulan Ramadhan ini ke seluruh penjuru angin. Gema kalam ilahi di mana-mana, gema takbir terus mengalun, gema cinta terus dibawa angin menembus dinding perkantoran, pasar swalayan, gedung sekolah, taman perkotaan, rumah makan dan pusat-pusat perbelanjaan. Pagar-pagar itu tak akan mampu menghalangi cinta kita.

Di bulan Ramadhan ini sudahkah kita ukur cinta kita pada Allah swt. Malukah kita bila Majnun menegur kita, "sampai dimana pengorbananmu untuk Kekasih Sejatimu?" Bulan Ramadhan adalah media membuktikan cinta sejati itu, insya Allah!

Hukum Al-Qat

HUKUM AL-QAT (NAMA TANAMAN)
     _________________________________________________________________
 

        HUKUM AL-QAT (NAMA TANAMAN)        VII. Fiqih dan Kedokteran
        Dr. Yusuf Qardhawi

        PERTANYAAN

        Kami telah mengetahui pendapat Ustadz tentang hukum merokok,
        dan kecenderungan Ustadz untuk mengharamkannya, karena dapat
        menimbulkan mudarat bagi si perokok,  baik  terhadap  badan,
        jiwa,  maupun  hartanya,  dan  merokok itu merupakan semacam
        tindakan bunuh diri secara perlahan-lahan.

        Selain itu,  kami  juga  ingin  mengetahui  pendapat  Ustadz
        mengenai  bencana lain, yakni al-qat, yang tersebar diantara
        kami di Yaman sejak beberapa waktu lampau dan sudah  dikenal
        di  kalangan masyarakat, dari anak-anak muda hingga kalangan
        orang tua,  sehingga  para  ulama  dan  para  pengusaha  pun
        memakannya  tanpa  ada yang mengingkari. Tetapi kami membaca
        dan  mendengar  bahwa  sebagian   ulama   di   negara   lain
        mengharamkan   al-qat   ini   dan   mengingkari  orang  yang
        membiasakan dan selalu  menggunakannya,  karena  menimbulkan
        mudarat   dan   israf,   sedangkan   Allah   tidak  menyukai
        orang-orang yang israf (penghambur harta).

        Kami mohon penjelasan mengenai masalah  yang  sensitif  bagi
        masyarakat  Yaman  ini.  Mudah-mudahan Allah memberi balasan
        yang baik kepada Ustadz.

        JAWABAN

        Hukum  merokok  itu  sudah  tidak   diragukan   lagi   bahwa
        ketetapan-ketetapan  ilmu  pengetahuan dan kedokteran modern
        sekarang beserta dampak merokok bagi perokoknya,  menguatkan
        apa  yang  telah saya sebutkan secara berulang-ulang didalam
        fatwa-fatwa kami serta apa yang telah  kami  jelaskan  dalam
        kitab  kami  Fatawi  Mu'ashirah  (Fatwa-fatwa  Kontemporer),
        Jilid 1, akan haramnya orang yang selalu melakukan hal  yang
        merusak  badan  dan  harta serta memperbudak kemauan manusia
        ini. Bahkan penemuan  ilmu  pengetahuan  sekarang  meningkat
        lagi  dengan  ditemukannya  sesuatu yang baru lagi berkaitan
        dengan masalah merokok ini, yaitu apa yang sekarang  dikenal
        dengan   istilah   "perokok  pasif,"  yaitu  pengaruh  rokok
        terhadap orang yang tidak merokok yang  berada  dekat  orang
        yang  merokok.  Pengaruh atau akibat yang ditimbulkannya ini
        sangat  membahayakan  kadang-kadang  melebihi  bahaya  rokok
        terhadap perokoknya sendiri.

        Islam mengatakan:

             "Tidak boleh memberi bahaya kepada diri sendiri
             dan tidak boleh memberi bahaya kepada orang lain."
             (HR Ahmad dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas dan
             Ubadah)

        Maksudnya, janganlah kamu memberi  mudarat  (bahaya)  kepada
        dirimu  sendiri;  dan  janganlah kamu memberi mudarat kepada
        orang lain, sedangkan merokok itu menimbulkan mudarat kepada
        diri  sendiri  dan  kepada  orang  lain. Selain itu, syariat
        diturunkan untuk memelihara kemaslahatan yang teramat  pokok
        bagi  makhluk, yang oleh para ahli syariat diringkaskan pada
        lima hal: din (agama), jiwa,  akal,  keturunan,  dan  harta.
        Sedangkan     merokok     menimbulkan    mudarat    terhadap
        kemaslahatan-kemaslahatan ini.

        Adapun al-qat,  maka  muktamar  internasional  pemberantasan
        minum-minuman    keras,    narkotik,    dan   rokok   --yang
        diselenggarakan di Madinah al-Munawwarah dan disponsori oleh
        al-Jami'ah  al-Islamiyah di sana beberapa tahun lalu-- telah
        memasukkannya kedalam kategori  benda-benda  terlarang  yang
        disamakan dengan narkotik dan rokok.

        Tetapi  banyak  saudara  kita  dari  syekh-syekh dan lembaga
        pengadilan di Yaman menentang keputusan muktamar yang  sudah
        menjadi  ijma'  (kesepakatan)  ini dan menganggap bahwa para
        peserta muktamar tidak mengetahui  hakikat  al-qat.  Menurut
        mereka,  peserta  muktamar berlebih-lebihan dalam memutuskan
        hukum  serta  terlalu  ketat  terhadap  masalah  yang  tidak
        terdapat  larangannya  di  dalam  Al-Qur'an  dan  As-Sunnah.
        Padahal,  masyarakat  Yaman  sudah  mempergunakannya   sejak
        beberapa  abad  yang  lalu, termasuk para ulama, fuqaha, dan
        shalihinnya. Mereka masih tetap mempergunakannya sampai hari
        ini.

        Diantara  yang menentang keputusan itu ialah rekan kami yang
        alim  dan  penuh  ghirah,  yaitu  Qadhi   Yahya   bin   Luth
        al-Fusayyil,  yang  menerbitkan  sebuah  risalah  untuk  ini
        dengan  judul  "Dahdhusy-Syubuhat   Haulal-Qat"   (Membantah
        Syubhat   Seputar   Masalah  al-Qat)  yang  memuat  beberapa
        pengertian (pemikiran) sebagaimana yang saya  isyaratkan  di
        muka.  Dia  menyangkal adanya unsur keserupaan antara al-qat
        dengan  narkotik,  sebagaimana  ia  juga  menyangkal  adanya
        mudarat  seperti  yang  dikemukakan  oleh  orang-orang  yang
        bersikap keras.  Akan  tetapi,  ada  sesuatu  yang  bersifat
        khusus  berkenaan dengan sebagian orang sehingga larangannya
        pun harus dibatasi hanya untuk  mereka,  sebagaimana  halnya
        mudarat  madu  terhadap orang tertentu, demikian juga dengan
        israf, bahwa ia hanya untuk orang-orang tertentu saja.

        Namun demikian, informasi  yang  saya  peroleh  ketika  saya
        berkunjung  ke Yaman pada akhir tahun tujuh puluhan, melalui
        penglihatan dan pendengaran saya, bahwa  al-qat  menimbulkan
        dampak sebagai berikut:

        1. Harganya sangat  mahal.  Saya  terkejut,  saya  kira
           harganya   seperti   harga   rokok,   tetapi   ternyata
           berkali-kali lipat.

           Saya pernah makan siang di rumah seorang tokoh  bersama
           beberapa  orang  teman,  tiba-tiba  datang seorang tamu
           dengan membawa ranting-ranting kayu hijau. Para hadirin
           memperhatikan     bahwa    saya    melihatnya    dengan
           terheran-heran,  lalu  mereka  bertanya  kepada   saya,
           "Apakah  Anda  kenal  tumbuh-tumbuhan  yang hijau ini?"
           Saya  jawab,  "Tidak."  Mereka  berkata,  "Itu   adalah
           al-qat."  Kemudian  saya  tanyakan kepada mereka berapa
           harga seikat al-qat yang dibawa saudara kita itu,  lalu
           dia  menjawab, "Seratus lima puluh real." Saya tanyakan
           lagi, "Seikat itu  cukup  untuk  berapa  hari?"  Mereka
           menjawab,  "al-qat  itu  akan  dimakannya setelah makan
           siang ini, dan sebelum magrib pasti akan habis."

           Saya bertanya, "Apakah pengeluaran untuk al-qat sebesar
           ini   tidak   akan   memberatkan  keluarganya?"  Mereka
           menjawab, "Bahkan ada yang lebih  dari  itu,  ada  yang
           menghabiskan  tiga  ratus,  empat  ratus,  dan ada yang
           lebih banyak lagi."

           Saya yakin bahwa yang demikian itu sudah termasuk israf
           (berlebih-lebihan),  kalau tidak dikatakan mubadzir dan
           menghambur-hamburkan  harta  dengan  tiada   bermanfaat
           untuk kepentingan dunia dan akhirat.

           Apabila  kebanyakan  ulama  menganggap  bahwa  mengisap
           rokok atau  tembakau  --atau  "tutun"  menurut  istilah
           sebagian  yang  lain--  termasuk  israf yang terlarang,
           maka memakan al-qat lebih layak  lagi  tergolong  dalam
           kategori ini.

        2. Bahwa al-qat benar-benar menyita waktu bagi  pemakan
           atau  pengunyahnya.  Setiap  hari  mereka  menghabiskan
           waktu yang panjang, yaitu setelah zuhur hingga  magrib,
           padahal menurut kebanyakan orang rentang waktu tersebut
           cukup produktif. Maka orang yang mengunyah  al-qat  ini
           menghabiskan  waktunya di mulutnya dan menikmati dengan
           mulutnya itu, sementara ia  abaikan  segala  sesuatunya
           hanya  demi mengunyah al-qat ini. Waktu yang dihabiskan
           untuk mengunyah al-qat ini tidak sedikit, padahal waktu
           atau  kesempatan  merupakan modal bagi manusia. Apabila
           ia menyia-nyiakan waktunya  dengan  cara  seperti  ini,
           maka  benar-benar  ia telah menipu dirinya sendiri, dan
           tidak dapat menjadikan kehidupannya berbuat sebagaimana
           layaknya seorang muslim.

           Apabila dilihat dalam  skala  nasional,  maka  hal  itu
           merupakan   kerugian   umum  yang  amat  buruk,  sangat
           merugikan produktivitas dan perkembangan  ekonomi,  dan
           menyia-nyiakan  potensi  masyarakat  tanpa  alasan yang
           positif.

           Mudarat  ini   sudah   merupakan   fakta   yang   tidak
           diperdebatkan  oleh  siapa  pun,  dan sudah terkenal di
           kalangan saudara-saudara  di  Yaman  kata-kata  mutiara
           yang   berbunyi:  "Bahaya  al-qat  yang  pertama  ialah
           tersia-siakannya waktu."

        3. Saya mendapat informasi  dari  saudara-saudara  yang
           menaruh  perhatian  terhadap masalah ini di Yaman bahwa
           sekitar tanah  negeri  Yaman  ditanami  dengan  al-qat,
           yaitu di tanah yang paling subur dan paling bermanfaat,
           sementara negara ini mengimpor gandum  dan  macam-macam
           bahan makanan pokok serta sayur-mayur.

           Tidak  diragukan  lagi bahwa hal ini merupakan kerugian
           ekonomi yang besar bagi bangsa Yaman. Saya  kira  tidak
           seorang  pun  --yang  punya  kemauan untuk kebaikan dan
           masa depan negeri ini-- yang membesar-besarkan  masalah
           tersebut.  Artinya, informasi yang mereka kemukakan itu
           bukan mengada-ada dan tidak dibesar-besarkan.

        4. Penduduk Yaman berselisih pendapat mengenai pengaruh
           dan  bahaya  al-qat  terhadap  badan  dan  jiwa. Banyak
           diantara mereka  yang  menganggap  tidak  membahayakan,
           sebagian   lagi   menganggap   bahayanya   kecil   bila
           dibandingkan dengan manfaatnya, dan  orang  yang  telah
           mengalaminya  sukar  untuk  tidak  mengatakan demikian.
           Maka  ia  tidak  dapat  menghindar   dari   hukum   dan
           kesaksiannya ini.

           Tetapi   banyak  juga  orang  yang  telah  sadar,  yang
           menyatakan  bahwa  al-qat  menimbulkan   mudarat   yang
           bermacam-macam,  dan  anggapan terdapatnya manfaat pada
           al-qat  itu  tidak  ada  artinya  sama  sekali,  karena
           dosanya   lebih   besar   daripada  manfaatnya.  Bahkan
           sebagian  dokter  mengatakan  bahwa  al-qat   merupakan
           sarana  untuk  memindahkan  (menularkan)  penyakit  dan
           memiliki dampak yang buruk terhadap kesehatan.

           Diantara   ulama   Yaman    yang    berbicara    secara
           terang-terangan  untuk  mengingatkan  bahaya al-qat ini
           ialah  al-Allamah  al-Mushlih  Syekh   Muhammad   Salim
           Baihani.  Ketika  mensyarah  sebuah  hadits Nabawi yang
           berkenaan dengan khamar dan benda-benda memabukkan,  di
           dalam     kitabnya    Ishlahul-Mujtama'    (Memperbaiki
           Masyarakat), beliau mengatakan:

             "Disini saya mendapatkan peluang dan kesempatan
             yang tepat untuk membicarakan al-qat dan tembakau
             (rokok), dan orang yang terkena ujian dengan kedua
             hal ini banyak sekali, padahal keduanya merupakan
             musibah dan penyakit sosial yang fatal. Meskipun
             keduanya tidak memabukkan, tetapi bahayanya hampir
             sama dengan bahaya khamar dan judi, karena
             keduanya dapat menyia-nyiakan harta, menyita
             waktu, dan merusak kesehatan. Selain itu, karena
             keduanya dapat melalaikan orang dari melaksanakan
             shalat dan kewajiban-kewajiban penting lainnya.
             Ada orang yang mengatakan, 'Ini adalah sesuatu
             yang didiamkan oleh Allah, dan tidak ada satu pun
             dalil yang mengharamkan dan melarangnya.
             Sesungguhnya yang halal itu ialah apa yang
             dihalalkan oleh Allah dan yang haram itu ialah apa
             yang diharamkan oleh Allah, sedangkan Allah telah
             berfirman:

             "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di
             bumi untuk kamu ..." (al-Baqarah: 29)

             "Katakanlah, Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang
             diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi
             orang yang hendak memakannya, kecuali kalau
             makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir,
             atau daging babi ..." (al-An'am: 145)

        Apa yang dikatakan oleh  pembela  al-qat  dan  tembakau  itu
        memang  benar,  tetapi salah penempatannya sebagai dalil. Ia
        pura-pura lupa terhadap premis-premis umum yang  menunjukkan
        wajibnya  memelihara kemaslahatan dan haramnya barang-barang
        yang buruk serta keharusan menjaga diri agar tidak  terjatuh
        kedalam  mafsadat.  Sedangkan  sudah  dimaklumi bahwa al-qat
        sangat   berpengaruh   terhadap   kesehatan   badan,   dapat
        menimbulkan  kerusakan  gigi, menyebabkan bawasir (ambeien),
        merusak lambung, mengurangi nafsu makan,  menyebabkan  wadi1
        melimpah,  kadang-kadang merusak sungsum, melemahkan sperma,
        menjadikan  kurus,  menyebabkan  lama   tidak   berak,   dan
        bermacam-macam  penyakit.  Dan  anak-anak pemakan al-qat itu
        biasanya   tubuhnya   lemah,    badannya    kecil,    pendek
        perawakannya,   kurang  darah,  dan  ditimpa  bermacam-macam
        penyakit.

            Jika Anda ingin tahu bencananya bencana
            Lihatlah mabuk kepayangnya mengunyah al-qat
            Al-qat membunuh segala kemampuan dan kekuatan
            Melahirkan kesusahan dan kekecewaan
            Al-qat adalah ide beracun
            Melemparkan jiwa kepada bencana paling buruk
            Ia meluncur kedalam perut sebagai penyakit berbahaya
            yang Menjadi-menjadi.

Taman Alquran

    Taman AlQuran
     _________________________________________________________________
 

        Pernahkan anda  berjalan-jalan di suatu taman yang indah. Pohon2
yang rindang menyejukan menghias taman itu. Di tengah hamparan rerumputan
bagaikan permadani hijau tumbuh bunga2 mekar beraneka warna. Harum mewangi
meliputi seluruh taman. Gemercik air bening yang mengalir di sela2 batu
bagaikan simphoni yang sangat merdu. Diiringi cicit burung yang berloncatan
kesana kemari. Udara segar yang menyehatkan terasa menerpa tubuh. Membuat
setiap orang yang memasuki taman tersebut merasa betah. Sepanjang mata
memandang, hanya keindahan....

        Seindah-indahnya taman di Dunia belum dapat dibandingkan dengan
taman syurga. Sedangkan taman Syurga merupakan gambaran kenikmatan bersama
Kitabullah Al Qur-an. Setiap huruf, kata dan kalimat Qur-an merupakan
kesatuan yang unik membentuk gambaran yang indah melebihi sebuah taman
ataupun lukisan. Kitabullah disusun oleh Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Komposisi keharmonisannya sempurna. Setiap bagiannya merupakan
ke-Mahakaryaan Sang Pencipta.

        Taman AlQur-an tidak terletak dibagian manapun di muka bumi. Dia ada
di hati insan yang mengimaninya. Menjadi sumber mata air kehidupannya.
Bagaikan ruh yang menjadi Dzat bagi hidupnya. Sayyid Qutb berkata, "Hidup
bersama AlQur-an adalah nikmat, nikmat yang tidak akan dirasakan kecuali
oleh orang2 yang pernah merasakannya".

        Rasulullah pernah berpesan, "Apabila kamu melewati taman2 syurga
makan dan minumlah sampai kenyang . Para sahabat bertanya, "Apa yang
dimaksud taman Syurga itu ya Rasulullah ?" Beliau menjawab "Kelompok dzikir
( yang mengkaji AlQur-an)".

        Ketika sekelompok hamba Allah mempelajari dan mengkaji isi Qur-an,
maka malaikatpun datang membawa keberkahannya. Rasulullah bersabda, " Dan
tidaklah berkumpul suatu kaum di satu rumah di antara rumah2 Allah melainkan
menyebarlah di antara mereka rahmat, dan Malaikat turun menaungi mereka dan
Allah mengingat mereka di sisi-Nya ".

        Kendati demikian, masih banyak umat Islam yang belum memahami
kemuliaan dan keistimewaan Kitabullah. Ibaratnya, "Al Qur-an berada di
lembah dan kaum muslimin berada dilembah lainnya". Masih banyak orang yang
mengaku beriman ternyata mereka asing dengan isi dan kandungan Kitabullah.
Perilaku mereka jauh dari tuntunan Kitabullah. Mereka lupa dengan Kitab Suci
yang akan mengangkat mereka ke puncak kemuliaan. Mereka itulah orang2 yang
membeli kesesatan dengan petunjuk dan menukar ampunan Allah dengan adzabNya.
Sungguh merugilah mereka karena terjauh dari taman Qur-an......
Mudahan-mudahan kita selalu berusaha untuk tidak menjadi orang yang merugi
ini. Amin.

Mengungkap Hidup setelah Mati

Mengungkap Hidup Setelah Mati
[Lanjutan mengungkap Kiamat]
----------------------------
 
Sebelum anda meneruskan bacaan anda ini saya ingatkan kepada anda
yang Muslim namun tidak terbiasa dengan gaya penjabaran ayat-ayat
Qur'an secara ilmiah untuk segera memalingkan situs anda dari sini
karena dalam penulisan ini anda nantinya akan dibuat terkejut dengan
beberapa analisa dan pentafsiran saya terhadap Kitabullah AlQur'an
Al-Karim dan Hadist Rasulullah Muhammad Saw yang bukan suatu hal
mustahil anda dapat terjerumus dalam pemahaman yang keliru sehingga
menggoyahkan akidah dan keimanan anda sekaligus mengadakan fitnahan
terhadap diri saya.

Pada bagian yang lalu kita sudah membicarakan perihal kejadian kiamat
yang data-datanya kita ambil dari dalam Qur'an suci dan kita
hubungkan pula dengan fenomena alamiah serta kajian Science Modern
yang mana pada pembahasan tersebut kita asumsikan bahwa komet adalah
sebagai penyebab dari Sa'ah tersebut.

Sekarang kita akan mencoba mengupas apa dan bagaimana kelanjutan
setelah Sa'ah itu terjadi serta apa yang dimaksud dengan tiupan
sangkakala kedua yang menjadi pertanda untuk kebangkitan manusia
seperti yang digambarkan oleh Kitabullah.

    Demi yang terbang dalam keadaan bebas,
    Yang membawa beban berat
    Yang bergerak dengan mudahnya
    Dan membagi-bagi urusan;
    Bahwasanya yang dijanjikan itu adalah benar. (QS. 51:1-5)

Diwaktu kedatangan komet membentur tatasurya ini, semua Ionosfir yang
melingkupi planet-planet dan bumi akan bergabung dengan komet
tersebut dan tinggallah lagi Atmosfir bagaikan telanjang hingga
pandangan mata manusia yang hidup kembali nantinya akan dapat melihat
semua benda angkasa lainnya tanpa penghalang seperti keadaannya kini
yang terhalang dan dihiasi oleh lapisan itu.

Setelah kedelapan komet besar itu selesai membentur dan menyeret
semua bintang berupa ekornya [sesuai dengan ayat 51:4 diatas],
berlaku dengan ketentuan Allah, maka kosonglah semesta raya ini dari
bintang-bintang yang begemerlapan dan komet-komet itu terus melayang
dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa penghalang.

Dalam hal ini kita perlu kita kemukakan bahwa komet itu terdiri dari
Neutron yang memiliki sifat untuk bergabung. Sifat ini bagaikan daya
penarik bagi setiap komet untuk saling bertemu satu sama lainnya.

Selama ini usaha bergabung itu tidak mungkin terlaksana karena
senantiasa dihalangi oleh bintang-bintang yang membelokkan arah gerak
komet itu beberapa derajat. Namun nanti setelah tiada bintang lagi
diangkasa raya yang menghalangi gerak layangnya langsunglah kedelapan
komet besar yang terbang dengan cepat ini membuat belokan melengkung
yang amat besar untuk bergabung menjadi satu.

Masing-masing komet akhirnya menuju kearah satu titik pertemuan
masing-masingnya diikuti oleh jutaan tatasurya. Pada titik tersebut
berantukanlah semua komet itu secara tepat, inilah ledakan terbesar
dalam sejarah semesta raya yang amat luas.

Jika sebelumnya benturan komet terhadap tatasurya kita yang umum
disebut dengan dentuman atau terompet pertama sudah segitu dahsyatnya
dengan kronologi bertabrakannya komet besar dengan ke-10 planet yang
mengorbit sistem matahari kita lengkap dengan bulan-bulannya
masing-masing dan Asteroids/Meteorites yang ada serta matahari yang
menyebabkan kematian seluruh makhluk hidup, maka alangkah dahsyatnya
pada hari benturan kedelapan komet besar yang diikuti oleh jutaan
tatasurya [termasuk tatasurya kita] yang dikenal dengan sebutan
terompet kedua yang sekaligus juga sebagai satu tanda kebangkitan
manusia dari matinya untuk mendapatkan perhitungan dari Allah atas
segala perbuatannya selama mereka hidup.

  Yaitu hari yang mereka mendengar ledakan besar secara logis,
  itulah hari kebangkitan.
  Bahwa Kamilah yang menghidupkan dan Kamilah yang mematikan dan
  kepada Kamilah tempat kembali. (QS. 50:42-43)

Dan ditiupkan sangkakala lalu mati apa-apa yang ada dilangit dan
apa-apa yang ada dibumi kecuali apa saja yang dikehendaki oleh Allah,
kemudian akan ditiupkan padanya [sekali lagi] maka tiba-tiba mereka
bangkit [dari mati dan] menunggu [pengadilan Tuhan atas mereka]. (QS.
39:68) Demikian AlQur'an memberikan keterangan mengenai tugas
sangkakala yang mengeluarkan teriakan kuat [dan kita analogikan
sebagai benturan dahsyat 8 komet dengan jutaan tatasurya sebagai
masing-masing ekornya] secara kronologi ditinjau sudut ilmiah bahwa
nantinya akan berlaku kejadiannya pada tatasurya kita dengan akibat
mematikan untuk selanjutnya ke-8 komet besar itu saling berbenturan
satu sama lain pada titik pertemuan yang ditentukan Allah.

Setelah 8 rombongan komet yang membawa seluruh bintang diangkasa,
berbenturan sesamanya yang dikenal dengan terompet kedua, maka ke-8
komet tadi langsung bergabung menyatukan diri kemudian membentuk
dirinya bagaikan bola yang maha besar melingkupi daerah semesta raya
ini, sementara itu semua bintang yang terseret jadi terkepung dalam
lingkungan besar sebagai besarnya daerah semesta raya sekarang ini.

Masing-masing bintang walaupun berantukan sesamanya tersebab arah
layang yang bertentangan dengan gerak begitu cepat namun Rawasia
Regular yang dimilikinya masih sangat berpengaruh untuk saling
bertolakan.
Ingat, bahwa Rawasia bintang bersistemkan Regular dan Rawasia yang
sama dengannya akan saling menolak satu sama lain.

Mulai dari waktu benturan, semua bintang mengambil posisi
masing-masing dipaksa oleh Rawasia yang dimilikinya dan kesempatan
itulah yang dipakai oleh 8 komet yang menjadi satu tadi untuk
menghindarkan diri sebagai kulit bola besar dan menempatkan semua
bintang itu dalam lingkungannya.

Lantas akan timbul pertanyaan: Bagaimana pula dengan planet-planet
yang mulanya mengorbit keliling bintang namun kemudian dempet melekat
pada bintang itu sewaktu terjadi Sa'ah ?

Diwaktu benturan hebat yang kedua kali ini, semua planet yang
terseret dan tetap utuh kebetulan melekat dempet pada bintang itu
jadi tergoncang hebat dan dahsyat sehingga melepaskan setiap planet
yang melekat dempet tadi kemudian langsung mengadakan orbit keliling
bintang itu dalam garis edarnya yang baru, termasuk planet bumi ini
yang otomatis permukaannya sudah berubah sesuai dengan firman Allah
dibawah ini.

  Hari dimana bumi diganti dengan bumi yang lain [dalam rupanya]
  begitu pula planet-planet, dan mereka semuanya tunduk kepada
  Allah yang Esa dan Perkasa. (QS. 14:48)

Dan sebagai akhir dari kejadian Sa'ah tersebut .... maka kehidupan
tatasurya bermula kembali.
Itulah dia akhirnya alam Akhirat yang dijanjikan !

Alam kehidupan baru bagi makhluk-makhluk Tuhan yang sudah mati akan
dibangkitkan hidup kembali untuk mempertanggung jawabkan perbuatan
mereka selama hidupnya dahulu.

Rasulullah Muhammad Saw menggambarkan keadaan pada hari kebangkitan
tersebut dalam dua hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang
tercantum dalam kitab "Terjemah Hadist Shahih Muslim" karangan
Fachruddin HS. Jilid I terbitan Bulan Bintang Jakarta 1981 hal 260
dan 285.

  Dari Sahal bin Sa'ad ra. katanya:
  Rasulullah Saw bersabda: "Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di
  Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak
  ada tanda-tanda penunjuk untuk siapapun".

Dari Mikdad bin Aswad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Didekatkan matahari kepada manusia dihari
kiamat sehingga jarak matahari dari mereka sekira satu mil. Manusia
digenangi keringat menurut ukuran amal mereka..." Begitulah satu
keterangan yang cukup jelas bagi kita untuk menggambarkan keadaan
bumi dan sistem matahari yang telah mengalami Sa'ah dengan orbit dan
keadaan lain yang juga berubah total [sebagaimana pada Hadist yang
pertama dikatakan bahwa bumi berwarna putih kemerah-merahan akibat
penyatuannya semula dengan matahari pada waktu Sa'ah dan
menguapkan/menghanguskan semua benda hingga tidak ditemukan
tanda-tanda apapun sebagai penunjuk sementara jarak orbit matahari
kala itu teramat dekat dengan bumi dan sebagai perwujudan dari apa
yang selama ini dikenal orang dengan nama Padang Mahsyar].

Jika sekarang ini bumi kita diliputi oleh Atmosfir yang dalam
AlQur'an, Atmosfir disebut sebagai Barkah [sesuatu yang melindungi
sekaligus sebagai rahmat Allah] dengan lautan yang menggenangi hampir
separuh daratan bumi, maka setelah Sa'ah tersebut, bumi menjadi
telanjang dari Ionosfir sehingga pandangan mata dapat memandang lepas
keseluruh penjuru langit dan air laut menjadi menguap menimbulkan
bentuk-bentuk daratan baru dipermukaannya yang keadaannya tidak dapat
diramalkan orang bagaimana bentuknya saat itu.

Coba anda perhatikan ayat-ayat Tuhan berikut ini :

  Maka ketika bintang-bintang dilenyapkan [dari pandangan mata
  karena diseret komet]
  Dan apabila atmosfir telah dibuka dan gunung-gunung telah
  dihancurkan menjadi debu
  [yaitu meleleh karena jatuh dempet pada matahari]. (QS. 77:8-10)

Pada prinsipnya, tempat hidup di Akhirat nanti adalah tempat hidup
didunia ini juga yang sudah mengalami perombakan sedemikian rupa pada
saat Sa'ah, sebab dimana lagi tempat lain yang mungkin didiami dalam
semesta raya Tuhan kalau tidak dipermukaan salah satu planet ?
Bukankah Tuhan pula menyatakan bahwa dibumi ini juga manusia akan
dibangkitkan nantinya ?

  Dia berfirman: "Di sana engkau hidup dan disana pula engkau akan
  mati, dan dari sana pula engkau akan dibangkitkan. (QS. 7:25)

Dan tidakkah manusia pikirkan bahwa Kami jadikan ia dari setitik
Nutfah tetapi tiba-tiba ia jadi pembantah yang nyata, dan dia
mengadakan perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia
berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang
hancur luluh ?" Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang
menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala
ciptaan." (QS. 36:77-79)

Jika kamu ragu tentang kebangkitan nanti, maka sesungguhnya Kami
telah menciptakan kamu dari tanah [Turab], kemudian dari setetes mani
[Nutfah], kemudian dari segumpal darah ['Alaqah], kemudian dari
segumpal daging [Mudgah] yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu.

Dan Kami tetapkan dalam rahim [ibumu] apa yang Kami kehendaki sampai
waktu tertentu, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
kamu sampai pada kedewasaanmu, dan diantara kamu ada yang diwafatkan
[sebelumnya] dan diantara kamu ada yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun agar dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. (QS. 22:5)

Pada hari kebangkitan itu, hari dimana setiap diri dihidupkan kembali
nanti terdapatlah dua macam bentuk manusia yang memperlihatkan
perbedaan yang menyolok ditentukan oleh perbedaan beriman dan
kafirnya.

  Pada hari yang akan ada muka yang putih berseri dan ada pula yang
  bermuka hitam muram.
  Kepada orang-orang yang hitam muram mukanya akan ditanyakan:
  "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman karenanya rasakanlah azab
  disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang yang putih
  berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah. (QS.
  3:106-107)

Dan ditiup sangkalala, maka secara cepat mereka keluar dari kuburnya
bersegera kepada Tuhan mereka dan berkata :"Aduhai, celakalah kami !
Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat istirahat kami ?" Inilah
apa yang dijanjikan Yang Maha Pemurah dan benarlah [sabda] para
Rasul. (QS. 36:51-52)

Pemandangan dan pendengaran manusia dihari itu sangat tajam, jika
sekarang ini manusia hidup dalam alam tiga dimensi dimana panca
indera memiliki keterbatasan tertentu dalam pencapaiannya maka
diakhirat kelak manusia akan hidup dalam alam 4 dimensi dimana
penglihatan dan pendengaran tak terhalang dan tak dibatasi oleh
ukuran tertentu dalam lingkungannya malah mereka akan melihat serta
mendengar sesuatu pada gelombang yang sudah lama menggelombang
keangkasa luas yang kemudian kembali memantul kepada panca indera
mereka.

Keadaan seperti itu akan menakutkan manusia yang selalu berbuat dosa
selama hidup sebelumnya, pada hari itu juga dia dapat kembali melihat
rekaman kehidupannya yang pada hakekatnya adalah Neutron yang
senantiasa merekam segala gerak gerik yang berlaku dalam hidup satu
diri kemudian dia mengapung keangkasa sebagai anti partikel waktu
dimana fungsi rekamannya berhenti karena tiada lagi yang direkamnya.

Para ahli sependapat bahwa masa lalu tidak hilang begitu saja tapi ia
berpindah kewujud lainnya dan mengambang diangkasa yang beberapa
diantaranya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki
ketajaman indra ke-6 untuk melihat kejadian masa lalu yang pada
intinya adalah mengadakan persesuaian frekwensi pikirannya kearah
frekwensi rekaman yang ada, tinggal lagi sampai sejauh mana frekwensi
manusia tersebut dapat melihat secara luas dan jauh rekaman yang dia
inginkan yang tentu juga akan mengeluarkan banyak tenaga.

  Sesungguhnya engkau berada dalam keadaan lalai tentang hari Akhir
  ini, maka Kami angkatkan darimu tutupan pancaindera [yang
  menutupimu sebelumnya], maka penglihatanmu pada hari ini sangat
  tajam. (QS. 50:22)

Diberitakan kepada manusia pada hari itu apa yang telah dikerjakannya
dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu akan melihat riwayat
dirinya sendiri. (QS. 75:13-14)

Awaslah, karena sesungguhnya tulisan untuk orang-orang yang
pembangkang itu ada dalam Sijjin.
Dan sudahkah engkau tahu apa Sijjin itu ?
Yaitu Kitab Rekaman (QS. 83:7-9)

Ingatlah, bahwa tulisan orang-orang baik itu ada dalam 'Illiyyin.
Tahukah engkau apakah 'Illyyin itu ?
Yaitu Kitab Rekaman (QS. 83:18-20)

Dalam ayat yang lain Allah juga menerangkan dengan cukup jelas
perihal Kitab catatan Raqid 'Atid itu sebagai Mar'a yang dikeluarkan
dari setiap benda.

  Jagalah kesucian nama Tuhanmu Yang Maha tinggi.
  Yang telah menjadikan dan menyempurnakan.
  Dan yang telah menentukan serta menunjuki.
  Yang mengeluarkan Mar'a [berkas-berkas kehidupan]
  Lalu menjadikannya dalam keadaan mengapung dan berisikan catatan
  [gusaan ahwa]
  Kelak akan Kami beberkan padamu. (QS. 87:1-6)

Sekarang kita tinggalkan pembahasan bagaimana kiranya Allah akan
mengadili setiap makhluk berdasarkan Mar'a atau catatan hidupnya
sendiri dengan penuh sifat keRahmanan dan keRahiman-Nya, namun satu
hal yang pasti, Allah adalah hakim sebaik-baiknya yang akan mengadili
segala sesuatu dengan segala ketentuan-Nya dan akan membalasi semua
kebaikan dan kejahatan.

  Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga
  Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.
  (QS. 10:109)

Kami adakan neraca-neraca yang adil pada hari kiamat, lantaran itu,
sesuatu jiwa tidak akan teraniaya sedikitpun. Karenanya, meski
amalannya hanya seberat biji khardal [sawi] pasti akan kami balasi.
Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (QS. 21:47)

Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu
tidak akan mendapatkan balasan lain kecuali dengan apa yang telah
kamu kerjakan. (QS. 36:54)

Sekarang, mari kita mulai membahas dimanakah letak syurga dan neraka
itu nantinya ?
Setelah kejadian Sa'ah, manusia dibangkitkan kembali dari bumi ini
yang sudah mengalami stelsel baru, dibumi ini juga manusia akan
diadili oleh Allah berdasarkan catatan hidup manusia tersebut
nantinya, lalu setelah selesai pengadilan tersebut, kemanakah manusia
yang kafir akan pergi keneraka dan kemana pula manusia yang beriman
akan menuju kesyurganya ?

Satu hal, bahwa manusia dijadikan dengan tubuh yang konkrit baik itu
sekarang maupun pada saat hari kebangkitan dan tubuh yang konkret
inilah yang kelak akan merasakan manisnya Iman atau pedihnya azab
neraka. Tak mungkin manusia yang konkrit akan ditempatkan dalam
neraka yang abstrak.

Neraka itu bahasa Indonesia terambil dari bahasa Qur'an artinya Api
menyala yang sangat besar.
Api besar mana disemesta raya ini yang mungkin ditempati oleh jutaan
milyar manusia kafir lengkap dengan segala Iblis dan para pengikutnya
?

Mari perhatikan firman Allah dibawah ini :

  Adapun orang-orang yang celaka itu berada dalam neraka, untuk
  mereka dalamnya suara gemuruh dan ketakutan. Mereka kekal di
  dalamnya selama ada planet-planet dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
  berkehendak untuk apa yang Dia ingini. (QS. 11:106-107)

Pada ayat diatas ada disebutkan bahwa neraka itu akan tetap ada
selama adanya planet-planet yang mengorbit dan juga bumi. Apakah
maksudnya ?

Tidak lain bahwa neraka itu sebenarnya adalah sistem matahari kita
ini yang wujudnya tentu saja sudah diperbaharui pada saat Sa'ah
sebelumnya dan malah ukurannya mungkin lebih besar dari yang ada
sekarang karena dia sudah akan mendapatkan banyak "tamu" yang terdiri
dari planet-planet dan bulan yang luluh kedalam gravitasinya pada
waktu dempet kematahari pada hari Sa'ah.

Mari pula kita melihat apa yang dikabarkan oleh Nabi Musa kepada
kaumnya tentang Neraka itu:

  "Hai kaumku, bagaimana kamu ini, aku menyeru kamu kepada
  keselamatan tetapi kamu menyeru aku ke neraka ? Kamu mengajakku
  untuk kufur kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang
  tidak kuketahui sedangkan aku mengajak kamu kepada Yang Maha
  Perkasa lagi Maha Pengampun.

Sebenarnya apa yang kamu serukan padaku tidak mempunyai hak apapun
baik di dunia maupun di akhirat. Dan tempat kita kembali hanyalah
kepada Allah sementara orang-orang yang melampaui batas, mereka
itulah penghuni neraka.

Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepadamu. Dan aku
serahkan urusanku kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya". Maka Allah menyelamatkan dia dari kejahatan
yang mereka atur dan telah pastilah azab yang jahat kepada golongan
Fir'aun.

Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang, dan pada hari
terjadinya Sa'ah itu akan dikatakan kepada malaikat : "Masukkanlah
Fir'aun dan kaumnya kedalam azab yang sangat keras". (QS. 40:41-46)

Mari tinjau apa maksud ayat terakhir diatas (46) bahwa pada pagi dan
petang akan diperlihatkan Neraka kepada mereka sedangkan waktu itu
belumlah terjadi Sa'ah, yaitu pada hari mereka semuanya masih hidup
[perhatikan hubungannya dengan ayat sebelumnya], tentulah sudah jelas
bahwa matahari inilah yang dimaksudkan Neraka oleh Allah yang mereka
lihat terbitnya setiap pagi dan petang.

Walaupun setiap hari Fir'aun melihat matahari tetapi dia tidak
mengetahui bencana yang mungkin ditimbulkan oleh Api besar itu. Namun
pada akhirnya sebagai penyebab kematiannya, Fir'aun dikaramkan oleh
pembesaran radiasi matahari yang menimbulkan gelombang pasang di
Lautan Hindia hingga Laut Merah bagian utara mengalir keselatan
kemudian mengalir lagi keutara sembari menenggelamkan tentara Fir'aun
yang mengikuti kaum Musa dari belakang sebagai salah satu mukjizat
dan pertolongan Allah bagi Nabi Musa as.

Pada ayat suci yang lain ada juga dijelaskan betapa fungsi matahari
sebagai salah satu bintang sekaligus salah satu Neraka yang
diancamkan terhadap syaithan sesuatu siksaan yang perih dan membakar.

Ingat, dalam semesta raya yang dikenal dengan nama 'Arsy Allah ini
terdapat jutaan bintang-bintang yang terdiri dari jutaan tatasurya
dengan sistem mataharinya sendiri dan dengan planet-planet yang
mengorbit padanya yang masih menurut Qur'an pun terdapat planet yang
berkeadaan sama seperti bumi yang juga terdapat makhluk hidup. Dalam
Qur'an ada disinggung pula bahwa syaithan itu terdiri dari 2 jenis,
yaitu jenis manusia dan jenis Jin, Neraka pun dikenal ada beberapa
tingkatan yang kesemuanya itu mengacu pada banyaknya sistem matahari
yang ada.

  Dan sungguh Kami hiasi angkasa dunia ini dengan bintang-bintang
  dan Kami jadikan bintang-bintang itu ancaman bagi syaithan dan
  Kami sediakan bagi mereka siksaan yang perih. (QS.67:5)

Dan sesuai dengan Qur'an, maka siapapun yang kafir terhadap Allah dan
sudah masuk dalam matahari alias Neraka itu tiada akan dapat keluar
lagi karena ia berlaku sebagai satu siksaan yang kekal dan berkaitan
dengan ayat 11:106 dan 107 yang sudah kita bahas diatas. Barang siapa
yang mencoba keluar dari sana maka sudah ada penjaga-penjaga yang
terdiri dari para malaikat Allah merujuk pada ayat 66:6.

Lalu jika Neraka adalah matahari, mana pula yang disebut dengan
Syurga itu ?
Sebelumnya kita harus ingat lagi bahwa hidup di Akhirat nanti adalah
hidup konkrit sebagaimana keadaan hidup sekarang ini hanya saja
nantinya lebih sempurna, abadi dan tiada mengenal dosa dan semacamnya
sebagaimana sekarang ini, sesuai pula dengan beberapa ayat Qur'an dan
Hadist Rasulullah Muhammad Saw berikut :

  Adapun orang-orang yang dibahagiakan itu berada dalam surga,
  mereka kekal di dalamnya selama masih ada planet-planet dan bumi,
  kecuali apa yang dikehendaki Allah. (QS. 11:108)

Dari Abu Hurairah ra. katanya :
Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya kamu tetap sehat dan tidak
akan sakit untuk selama-lamanya. Sesungguhnya kamu tetap hidup dan
tidak akan mati untuk selamanya. Sungguh kamu tetap muda dan tidak
akan tua untuk selamanya. Sungguh kamu tetap senang dan tidak akan
susah untuk selamanya. Itulah yang dimaksudkan dengan firman Allah :
"Dan mereka diseru bahwa itulah surga yang dipusakakan kepada kamu
disebabkan apa yang pernah kamu kerjakan". (QS. 7:43)
(Hadist Riwayat Imam Muslim)

Sebagaimana Neraka, maka syurga itupun tentulah konkret dan ada dalam
kawasan semesta Tuhan sebagaimana yang diterangkan pada ayat 11:108
diatas. Kesimpulannya ialah syurga yang dijanjikan itu adalah
permukaan planet-planet yang telah dibaguskan sedemikian rupa oleh
Allah pada hari Sa'ah. Itulah sebabnya kenapa Qur'an memakai istilah
"Jannah" yang selain berartikan kebun, juga berartikan Syurga dengan
bentuk pluralnya "Jannaat" yaitu sorga-sorga yang berartikan
planet-planet.

Seperti yang sudah kita bahas dalam artikel Mengungkap Kiamat[1]
bahwa bulan akan menjadi tiada karena sudah hancur bergabung dengan
matahari pada kejadian Sa'ah sehingga terciptalah siang-siang dalam
setiap tatasurya yang masing-masing memiliki matahari/Neraka yang
diorbit oleh planet-planet dalam jarak orbitnya yang baru.

  Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh itu, Kami
  tempatkan mereka dari syurga itu selaku tempat tinggi yang
  bergerak siang-siang dibawahnya, mereka kekal didalamnya. (QS.
  29:58)

Akan tetapi orang-orang yang muttaqien padaTuhannya, untuk mereka
tempat tinggi yang di atasnya ada tempat tinggi lagi selaku bangunan
yang bergerak di bawahnya siang-siang sebagai janji Allah dan Allah
tidak akan merubah janji tersebut. (QS. 39:20)

Mereka dan istrinya berada pada zilaal (planet yang melakukan
transit) diatas singgasana bersenang-senang. (QS. 36:56)

Dalam syurga itu mereka bersenang-senang diatas [planet sebagai]
singgasana ['Arsy Tuhan], tidaklah mereka melihat matahari [dari
dalamnya] dan tidak pula panas terik. (QS. 76:13)

Arti Anhaar bukanlah "sungai-sungai" sebagaimana yang ditafsirkan
orang selama ini untuk menunjukkan keadaan dalam syurga, kata Anhaar
selalu diiringi dengan istilah "dibawahnya" selain itu kata Anhaar
sebagai jamak atau plural dari Nahaar yang berarti "siang" seperti
Layaal jamak dari Lailu yang berarti "malam" sehingga kata Anhaar
berarti "siang-siang". Namun memang dalam beberapa ayat Qur'an yang
lainnya, kata Anhaar dapat berarti "sungai-sungai" sebagai jamak dari
Nahru, dan disinilah kita harus pandai memilah mana yang harus
ditafsirkan siang dan mana yang harus ditafsirkan dengan sungai.
Untuk penafsiran "sungai" itu umumnya diiringi istilah "padanya",
sebagai contoh :

  Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada para Muttaqien adalah
  *Padanya ada Anhaar* dari air yang tak membusuk dan *Anhaar* dari
  susu yang tidak berubah rasanya..." (QS. 47:15)

Jadi letak syurga itu sendiri adalah beberapa bagian planet yang
sudah diperbaharui yang tetap mengorbit matahari dengan orbit
lintasan yang baru pula yang memiliki keadaan tanah yang sangat subur
sesuai dengan sifat Jannah yang berarti kebun yang mana dalam hal ini
syurga tersebut adalah laksana planet yang berada dalam jalur
lintasan Neptunus atau malah juga Pluto pada saat ini, sebab mereka
adalah planet-planet yang memiliki jarak terjauh dari matahari
sehingga maksud ayat 76:13 dapat terpenuhi.

Dan memang jika syurga itu adalah berada dalam jalur lintasan
Neptunus atau Pluto, maka syahlah pendapat yang mengatakan bahwa
siang-siang bergerak dibawahnya, yaitu dibawah orbit mereka. Dalam
ayat Qur'an yang lain pula dinyatakan bahwa adanya penduduk syurga
yang melewati Neraka dan berseru kepada mereka. Selain itu,
digambarkan pula bahwa penduduk syurga akan mendapatkan beberapa
makanan yang kesemuanya menyerupai makanan yang bisa kita temui saat
ini.

  Dan penghuni surga menyeru penghuni neraka: "Sungguh, telah kami
  dapati kebenaran sebagai apa yang dulu dijanjikan Tuhan kepada
  kami. Maka apakah kamu pun telah mendapati apa yang sudah
  dijanjikan Tuhan kepada kalian ?". Mereka menjawab: "Benar !".
  (QS. 7:44)

Dan ketika mereka memandang kepada penduduk Neraka, mereka berkata:
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama dengan
orang-orang yang zalim itu". (QS. 7:47)

Dan gembirakanlah orang-orang beriman dan beramal shaleh itu, bahwa
bagi mereka ada surga-surga [planet-planet] yang bergerak siang-siang
dibawahnya. Setiapkali mereka diberi buah-buahan dari syruga itu,
mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kita dahulu".
Padahal yang diberikan pada mereka itu adalah yang disamarkan, dan
bagi mereka ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalam
syurga tersebut.

Sungguh Allah tiada segan membuat perumpamaan apa saja, nyamuk atau
yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka
mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi
mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini
untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu didapati beberapa banyak
orang yang tersesat tapi dengan perumpamaan itu pula beberapa banyak
orang yang mendapatkan petunjuk. Dan tidak akan tersesat dengannya
melainkan orang-orang yang fasik. (QS. 2:25-26) Lalu bagaimana cara
manusia untuk sampai ke syurga yang berupa planet yang tinggi dan
bertingkat-tingkat sesuai dengan garis orbit atau edarannya pada
matahari/Neraka itu ? Dan bagaimana pula cara manusia kafir itu
berjalan menuju matahari ?

  Dan mereka yang taqwa kepada Tuhannya dihimpun ke syurga
  berombongan hingga ketika mereka sampai kesana, dibukakanlah
  pintu-pintunya dan berkatalah para penjaganya: Keselamatan atas
  kamu, kamu merasakan kebaikan, maka masukilah dia sebagai
  orang-orang yang kekal." (QS. 39:73)

Dan planet-planet (zilaal = yang melakukan transit) jadi dekat atas
mereka dan diharmoniskan pencapaiannya seharmonisnya. Lalu diputarkan
diatas mereka sesuatu yang naik cepat dari perak (warna putih) dan
piala-piala yang mengkilap, yaitu benda mengkilap dari perak yang Dia
tentukan dengan ketentuan. (QS. 76:14-16)

Sampai disini kita sudah berbicara masalah sesuatu yang terbang cepat
diatas manusia yang berwarna putih mengkilap dibuat dari perak
laksana berbentuk piala [panjang mungkin seperti cerutu] yang akan
mencapai planet-planet syurga secara berombongan yang letaknya dekat
[karena cepatnya lesatan benda tsb maka dianggap tempat tujuan adalah
dekat] sehingga dikatakan pula seharmonis mungkin.

Nah ... disini untuk yang keranjingan UFO tampaknya sudah memiliki
pandangan tersendiri kira-kira bagaimana bentuk dan kecepatan
pengangkut Jemaah Syurga ini berlandaskan ayat 76:16)

Pertanyaan selanjutnya, dapatkah penduduk syurga yang satu berkunjung
kesyurga yang lainnya saling berkunjung satu sama lainnya ?
Untuk mencari jawaban dari pertanyaan ini, maka mari kita simak
keterangan berikut ini:

  Dari Abu Sa'id Al Khudri ra. katanya :
  Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya orang-orang yang mendiami
  syurga melihat orang-orang yang mendiami tempat tinggi diatas
  mereka sebagaimana mereka melihat bintang bercahaya yang jauh
  diufuk timur atau barat, karena berbeda tingkat kediaman antara
  mereka.' Para sahabat bertanya: 'Ya Rasulullah! Apakah itu hanya
  tempat berdiamnya para Nabi dan tidak dapat didatangi oleh selain
  mereka ?' Jawab Nabi: 'Bisa, demi Tuhan yang diriku dalam
  kekuasaan-Nya! yaitu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah
  dan membenarkan Rasul-rasul'. (HR. Imam Muslim)

Demikianlah kiranya satu penafsiran yang saya lakukan atas beberapa
kisah yang terdapat dalam AlQur'an, khususnya mengenai hari Sa'ah
atau kiamat dan fenomena yang mengitarinya termasuk masalah Syurga
dan Neraka berdasarkan kajian saya terhadap AlQur'an dan Hadist
Rasulullah disertai beberapa argumentasi ilmiah yang tentu saja
kemungkinan untuk salah masih terlalu besar dan banyak. Jadi,
silahkan anda mengikuti pemikiran saya ini jika anda sependapat
dengan saya serta silahkan anda memakai penafsiran anda sendiri
jikapun anda memiliki penafsiran yang jauh lebih baik tanpa perlu
harus ribut-ribut antara kita.

Iman dengan Logika

  MENCAPAI KEIMANAN DENGAN LOGIKA

  Keimanan adalah keyakinan, yang dalam Islam wajib dicapai dengan penuh
  kesadaran dan pengertian, karena hanya dengan inilah kesetiaan tunggal pada
  Islam (tauhid) bisa diharapkan, seperti halnya seorang fisikawan yang telah
  yakin akan keakuratan instrumennya, sehingga ia pun segera berbuat sesuatu,
  begitu instrumen itu mengabarkan existensi radiasi atom yang tidak pernah
  bisa dideteksi oleh indera fisikawan itu sendiri.

  FITRAH MANUSIA

  Sejak adanya manusia, manusia memiliki berbagai ciri-ciri (fitrah) yang
  membedakannya dari mahluk lain. Manusia memiliki intuisi untuk memilih dan
  tidak mau menyerah pada hukum-hukum alam begitu saja. Manusia bisa
  mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan nalurinya, misal makan meski
  sudah kenyang (karena menghormati tuan rumah), atau tidak melawan meski
  disakiti (karena menjaga perasaan orang). Hal ini tidak ada pada binatang.
  Seekor kucing yang sudah kenyang tak mau lagi mencicipi makanan yang enak
  sekalipun.

  Manusia memiliki kemampuan mewariskan kepada manusia lain (atau
  keturunannya) hal-hal baru yang telah dipelajarinya. Inilah asal peradaban
  manusia. Hal ini tidak terdapat pada binatang. Seekor kera yang terlatih
  main musik dalam circus tidak akan mampu melatih kera lainnya. Seekor kera
  hanya bisa melatih seekor anak kera pada hal-hal yang memang nalurinya
  (memanjat, mencari buah).

  Kesamaan manusia dengan binatang hanya pada kebutuhan eksistensialnya
  (makan, minum, istirahat dan melanjutkan keturunan).

  MANUSIA MENCARI HAKEKAT HIDUPNYA

  Manusia yang telah terpenuhi kebutuhan eksistensialnya akan mulai
  mempertanyakan, untuk apa sebenarnya hidup itu. Hal ini karena manusia
  memiliki kebebasan memilih, mau hidup atau mati. Karena faktor non
  naluriahnya, manusia bisa putus asa dan bunuh diri, sementara tidak ada
  binatang yang bunuh diri kecuali hal itu dilakukannya dalam rangka
  mempertahankan eksistensinya juga (pada lebah misalnya).

  Pertanyaan tentang hakekat hidup ini yang memberi warna pada kehidupan
  manusia, yang tercermin dalam kebudayaan, yang digunakannya untuk mencapai
  kepuasan ruhaninya.

  MANUSIA MEMBUTUHKAN TUHAN

  Dalam kondisi gawat yang mengancam eksistensinya (misalnya terhempas ombak
  di tengah samudra, sementara pertolongan hampir mustahil diharapkan),
  fitrah manusia akan menyuruh untuk mengharapkan suatu keajaiban.

  Demikian juga ketika seseorang sedang dihadapkan pada persoalan yang sulit,
  sementara pendapat dari manusia lainnya berbeda-beda, ia akan mengharapkan
  petunjuk yang jelas yang bisa dipegangnya. Bila manusia tersebut menemukan
  seseorang yang bisa dipercayainya, maka dalam kondisi dilematis ini ia
  cenderung merujuk pada tokoh idolanya itu.

  Dalam kondisi seperti ini, setiap manusia cenderung mencari "sesembahan".
  Mungkin pada kasus pertama, sesembahan itu berupa dewa laut atau sebuah
  jimat pusaka. Pada kasus kedua, "sesembahan" itu bisa berupa raja
  (pepunden), bisa juga berupa tokoh filsafat, pemimpin revolusi bahkan
  seorang dukun yang sakti.

  TANDA-TANDA EKSISTENSI TUHAN

  Di luar masalah di atas, perhatian manusia terhadap alam sekitarnya
  membuatnya bertanya, "Mengapa bumi dan langit bisa sehebat ini, bagaimana
  jaring-jaring kehidupan (ekologi) bisa secermat ini, apa yang membuat
  semilyar atom bisa berinteraksi dengan harmoni, dan dari mana hukum-hukum
  alam bisa seteratur ini".

  Pada masa lalu, keterbatasan pengetahuan manusia sering membuat mereka
  cepat lari pada "sesembahan" mereka setiap ada fenomena yang tak bisa
  mereka mengerti (misal petir, gerhana matahari). Kemajuan ilmu pengetahuan
  alam kemudian mampu mengungkap cara kerja alam, namun tetap tidak mampu
  memberikan jawaban, mengapa semua bisa terjadi.

  Ilmu alam yang pokok penyelidikannya materi, tak mampu mendapatkan jawaban
  itu pada alam, karena keteraturan tadi tidak melekat pada materi. Contoh
  yang jelas ada pada peristiwa kematian. Meski beberapa saat setelah
  kematian, materi pada jasad tersebut praktis belum berubah, tapi
  keteraturan yang membuat jasad tersebut bertahan, telah punah, sehingga
  jasad itu mulai membusuk.

  Bila di masa lalu, orang mengembalikan setiap fenomena alam pada suatu
  "sesembahan" (petir pada dewa petir, matahari pada dewa matahari), maka
  seiring dengan kemajuannya, sampailah manusia pada suatu fikiran, bahwa
  pasti ada "sesuatu" yang di belakang itu semua, "sesuatu" yang di belakang
  dewa petir, dewa laut atau dewa matahari, "sesuatu" yang di belakang semua
  hukum alam.

  "Sesuatu" itu, bila memiliki sifat-sifat ini:

  1. Maha Kuasa
  2. Tidak tergantung pada yang lain
  3. Tak dibatasi ruang dan waktu
  4. Memiliki keinginan yang absolut

  maka dia adalah Tuhan, dan berdasarkan sifat-sifat tersebut tidak mungkin
  zat tersebut lebih dari satu, karena dengan demikian berarti satu sifat
  akan tereliminasi karena bertentangan dengan sifat yang lain.

  TUHAN BERKOMUNIKASI VIA UTUSAN

  Kemampuan berfikir manusia tidak mungkin mencapai zat Tuhan. Manusia hanya
  memiliki waktu hidup yang terhingga. Jumlah materi di alam ini juga
  terhingga. Dan karena jumlah kemungkinannya juga terhingga, maka manusia
  hanya memiliki kemampuan berfikir yang terhingga. Sedangkan zat Tuhan
  adalah tak terhingga (infinity). Karena itu, manusia hanya mungkin
  memikirkan sedikit dari "jejak-jejak" eksistensi Tuhan di alam ini. Adalah
  percuma, memikirkan sesuatu yang di luar "perspektif" kita.

  Karena itu, bila tidak Tuhan sendiri yang menyatakan atau "memperkenalkan"
  diri-Nya pada manusia, mustahil manusia itu bisa mengenal Tuhannya dengan
  benar. Ada manusia yang "disapa" Tuhan untuk dirinya sendiri, namun ada
  juga yang untuk dikirim kepada manusia-manusia lain. Hal ini karena
  kebanyakan manusia memang tidak siap untuk "disapa" oleh Tuhan.

  UTUSAN TUHAN DIBEKALI TANDA-TANDA

  Tuhan mengirim kepada manusia utusan yang dilengkapi dengan tanda-tanda
  yang cuma bisa berasal dari Tuhan. Dari tanda-tanda itulah manusia bisa
  tahu bahwa utusan tadi memang bisa dipercaya untuk menyampaikan hal-hal
  yang sebelumnya tidak mungkin diketahuinya dari sekedar mengamati alam
  semesta. Karena itu perhatian yang akan kita curahkan adalah menguji,
  apakah tanda-tanda utusan tadi memang autentik (asli) atau tidak.

  Pengujian autentitas inilah yang sangat penting sebelum kita bisa
  mempercayai hal-hal yang nantinya hanyalah konsekuensi logis saja. Ibarat
  seorang ahli listrik yang tugas ke lapangan, tentunya ia telah menguji
  avometernya, dan ia telah yakin, bahwa avometer itu bekerja dengan benar
  pada laboratorium ujinya, sehingga bila di lapangan ia dapatkan hasil ukur
  yang sepintas tidak bisa dijelaskanpun, dia harus percaya alat itu. Seorang
  fisikawan adalah seorang manusia biasa, yang dengan matanya tak mungkin
  melihat atom. Tapi bila ia yakin pada instrumentasinya, maka ia harus
  menerima apa adanya, bila instrumen tersebut mengabarkan jumlah radiasi
  yang melebihi batas, sehingga misalnya reaktor nuklirnya harus segera
  dimatikan dulu.

  Karena yakin akan autentitas peralatannya, seorang astronom percaya adanya
  galaksi, tanpa perlu terbang ke ruang angkasa, seorang geolog percaya
  adanya minyak di kedalaman 2000 meter, tanpa harus masuk sendiri ke dalam
  bumi, dan seorang biolog percaya adanya dinosaurus, tanpa harus pergi ke
  zaman purba.

  Keyakinan pada autentitas inilah yang disebut "iman". Sebenarnya tak ada
  bedanya, antara "iman" pada autentitas tanda-tanda utusan Tuhan, dengan
  "iman"-nya seorang fisikawan pada instrumennya. Semuanya bisa diuji. Karena
  bila di dunia fisika ada alat yang bekerjanya tidak stabil sehingga tidak
  bisa dipercaya, ada pula orang yang mengaku utusan Tuhan tapi tanda-tanda
  yang dibawanya tidak kuat, sehingga tidak pula bisa dipercaya.

  MENGUJI AUTENTITAS TANDA-TANDA DARI TUHAN

  Tanda-tanda dari Tuhan itu hanya autentis bila menunjukkan keunggulan
  absolut, yang hanya dimungkinkan oleh kehendak penciptanya (yaitu Tuhan
  sendiri). Sesuai dengan zamannya, keunggulan tadi tidak tertandingi oleh
  peradaban yang ada. Dan orang pembawa keunggulan itu tidak mengakui hal itu
  sebagai keahliannya, namun mengatakan bahwa itu dari Tuhan !!!

  Pada zaman Nabi Musa, ketika ilmu sihir sedang jaya-jayanya, Nabi Musa yang
  diberi keunggulan mengalahkan semua ahli sihir, justru mengatakan bahwa ia
  tidak belajar sihir, namun semuanya itu hanya karena ijin Tuhan semata.

  Demikian juga Nabi Isa, yang menyembuhkan penyakit yang tidak bisa
  disembuhkan, meski masyarakatnya merupakan yang termaju dalam ilmu
  pengobatan pada masanya. Toh Nabi Isa hanya mengatakan semua itu karena
  kekuasaan Tuhan semata, dan ia bukan seorang tabib.

  Dan Nabi Muhammad? Tanda-tanda beliau sebagai utusan yang utama adalah
  Al-Quran. Pada saat itu Mekkah merupakan pusat kesusasteraan Arab, tempat
  para sastrawan top mengadu kebolehannya. Dan meski pada saat itu semua
  orang takjub pada keindahan ayat-ayat Al-Quran yang jauh mengungguli semua
  puisi dan prosa yang pernah ada, Nabi Muhammad hanya mengatakan, ayat itu
  bukan bikinannya, tapi datangnya dari Allah.

  Itu 14 abad yang lalu. Pada masa kini, ketika ilmu alam berkembang pesat,
  terbukti pula, bahwa kitab Al-Quran begitu teliti. Tidak ada ayat yang
  saling bertentangan satu sama lain. Dan tak ada pula ayat Al-Quran yang
  tidak sesuai dengan fakta-fakta ilmu alam.

  Di sisi lain, fenomena pembawa ajaran itu juga menunjukkan sisi
  autentitasnya. Meski mereka:

     * orang biasa yang tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan, juga tidak
       join dengan penguasa atau yang bisa menjamin kesuksesannya;
     * menyebarkan ajaran yang melawan arus, bertentangan dengan tradisi yang
  lazim di masyarakatnya;

  mereka berhasil dengan ajarannya, dan keberhasilan ini sudah diramalkan
  lebih dulu pula, dan semua itu dikatakannya karena Tuhanlah yang
  menolongnya.

  KONSEKWENSI SETELAH MEYAKINI AUTENTITAS TANDA-TANDA KENABIAN MUHAMMAD

  Setelah kita menguji autentitas tanda-tanda kenabian Muhammad dengan
  menggunakan segala piranti logika yang kita miliki, dan kita yakin bahwa
  itu asli berasal dari Tuhan, maka kita harus menerima apa adanya yang
  disebutkan oleh kitab Al-Quran maupun oleh hadits yang memang teruji
  autentis berasal dari Muhammad.

  Dan ajaran Nabi Muhammad saw ini adalah satu-satunya ajaran autentis dari
  Allah, yang diturunkan kepada penutup para utusan, tidak tertuju ke satu
  bangsa saja, tapi ke seluruh umat manusia, sampai akhir zaman.

Sepucuk Surat dari Ayah

                        Sepucuk surat dari seorang ayah
     _________________________________________________________________
 

Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah
yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat
seorang laki-laki kepada seorang laki-laki; surat seorang ayah
kepada seorang ayah.
 

Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti
kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah
karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan
bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui.
 

Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul
dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog
seorang ayah dengan anak-anaknya.
 

Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit.
Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti
menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku
terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah
dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan,
ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini.
 

Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai
buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi
terpisahkan oleh apapun jua.
 

Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata:
"TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau
bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena
cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku
menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata
seharusnya hanya untuk Tuhan.
 

Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya
aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi,
kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Tuhan.
Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.
 

Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada
pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi
keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena
kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi
agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan.
 

Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu
memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus
lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu
mendekati Nya tak lagi terlalu sulit.
 

Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau
kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggeng-
gam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat
kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.
 

Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita
memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal
letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku
tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir
putus asa.
 

Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di
hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan
ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh
aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan.
Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa
kita kembalikan kepada pemiliknya.
Dari ayah yang senantiasa merindukanmu.

(disalin dari lembaran da'wah "MISYKAT" No.8)

Mengapa banyak Agama

Mengapa Ada Banyak Agama Didunia...
-------------------------------------
  Seorang manusia tidak bisa memilih, di negeri mana ia dilahirkan, dan siapa
  orang tuanya. Yang ia dapatkan hanyalah kenyataan, bahwa di negerinya,
  kebanyakan orang memeluk agama atau keyakinan (ideologi) tertentu, dan
  orang tuanyapun mendidiknya sejak kecil dengan suatu pandangan hidup
  tertentu.

  Namun hampir setiap manusia yang normal ternyata memiliki suatu naluri
  (instinkt), yakni suatu saat akan menanyakan, apakah keyakinan yang
  dianutnya saat itu benar atau salah. Dia akan mulai membandingkan
  ajaran-ajaran agama atau ideologi yang dikenalnya. Bagaimanapun juga
  keberhasilan pencariannya ini sangat bergantung dari informasi yang datang
  ke padanya. Kalau informasi pengganggu (noise) yang datang kepadanya
  terlalu kuat, misalnya adanya teror atau propaganda yang gencar dari
  pihak-pihak tertentu, bisa jadi sebelum menemukan kebenaran itu, ia sudah
  berhenti pada keyakinan tertentu yang dianggapnya enak (meski sebenarnya
  sesat).

  MEMBANDINGKAN SUMBER AJARAN TIAP AGAMA
  (Aspek theologis)

  Kebenaran suatu ajaran bisa direlatifkan dengan mudah bila hanya didasari
  oleh suatu asumsi. Dan kenyataan, hampir setiap pengertian buatan manusia
  adalah relatif. Para filosof mengatakan, bahwa suatu definisi hanyalah
  konsensus dari beberapa orang pada saat tertentu di tempat tertentu yang
  memiliki pengalaman yang mirip. Maka tak heran, bahwa untuk beberapa
  pengertian yang sering kita dengar saja (seperti "demokrasi", "hak asasi
  manusia", dll), antar bangsa (dengan latar belakang kultur yang berbeda)
  dan antar generasi (dengan pengalaman sejarah yang berbeda), bisa berbeda
  pula pemahamannya.

  Karena itu pulalah, ada ajaran yang cepat ditelan musim. Seseorang yang
  memegang ajaran seperti ini, jelas suatu saat akan goyah. Sebagai contoh
  adalah kaum komunis. Usia ajaran ini ternyata tidak bertahan lebih dari
  satu abad. Demikian pula dengan ajaran banyak sekte keagamaan atau aliran
  kepercayaan.

  Untuk menghindari ajaran yang salah, manusia pertama-tama harus melihat
  sumber ajaran itu. Apakah ajaran itu bersumber dari dasar-dasar yang rapuh?

  Dalam hal ini, agama-agama yang sudah cukup tua agak "mengundang" untuk
  dipelajari, karena mereka menunjukkan sudah "tahan bantingan" untuk kurun
  waktu yang sangat lama. Namun demikian tetap perlu dipertanyakan, akankah
  ajaran-ajaran "kuno" ini mampu survive menghadapi zaman post moden dengan
  kehebatan pemikirannya seperti dewasa ini?

  Di zaman modern ini orang tidak bisa begitu saja "dikelabuhi". Kita tidak
  bisa begitu saja bilang: "Agama X ini benar, karena kitab sucinya bilang
  begitu .... ". Dan: "Kitab ini benar, karena masih asli dari pembawanya.
  Dan kebenaran pembawa ajaran ini dijamin di kitab itu...".

  Logika "circular" (berputar-putar) ini tidak bisa memuaskan kehausan iman
  manusia modern. Suatu "teori kebenaran" hanya akan bertahan, kalau ia tidak
  bisa difalsifikasi (tidak bisa dibuktikan bahwa ia salah). Hal ini karena
  suatu proses falsifikasi, cukup memerlukan satu bukti. Sedang suatu proses
  pembenaran, memerlukan seluruh bukti, yang tentu saja sulit, karena kita
  sering tidak tahu, berapa jumlah bukti yang dibutuhkan.

  Suatu ajaran bisa dianggap benar, bila ia:

     * stabil intern - ajarannya harmoni, tidak bertentangan satu dengan yang
       lain.
     * stabil extern - ajarannya tidak bisa disalahkan dengan bukti-bukti
       dari luar (misalnya dengan fakta-fakta ilmu alam).

  Dalam hal ini tentu saja kita harus bertolak dari ajaran yang murni (ajaran
  Das Sollen), yakni yang ada di sumber-sumber ajaran itu sendiri (kitab-kita
  suci), dan bukan ajaran yang sedang dipraktekkan oleh pemeluknya, yang
  mungkin saja tidak mempraktekkan ajarannya dengan benar (ajaran Das Sein).

  MEMBANDINGKAN ISI AJARAN TIAP AGAMA
  (Aspek ethis)

  Selain mengkaji keabsahan sumber ajaran, suatu langkah pembandingan antar
  ajaran adalah juga melihat seberapa jauh isi suatu ajaran mengcover
  permasalahan kehidupan manusia. Apakah suatu ajaran hanya menekankan di
  satu sisi saja (misalnya sisi duniawi saja, atau sisi rohani saja), ataukah
  bersifat menyeluruh, baik duniawi maupun rohani?

  Suatu agama yang tidak bersifat menyeluruh akan mengakibatkan dualisme
  dalam pemikiran. Di satu sisi orang harus berfikir agamis, di sisi lain
  orang harus memilih jalan pragmatis, yang tak jarang bertentangan dengan
  fikiran agamis itu.

  Mungkinkah melegitimasi ajaran suatu agama dengan agama lainnya.

  Sering pemeluk suatu ajaran mencoba meligitimasi kebenaran ajarannya dengan
  mengutip statement ajaran lain.

  Yang perlu ditinjau adalah, sejauh mana percobaan legitimasi ini dapat
  dinalar dengan logika. Memang, tidak menutup kemungkinan, bahwa suatu hal
  yang baru membenarkan teori lama yang sudah ada. Penerbangan ke bulan
  menambah bukti kebenaran teori bahwa bumi itu bulat. Namun bila penganut
  teori lama melegitimasi diri dengan bukti-bukti baru, sementara mereka
  menganggap orang yang percaya pada bukti-bukti baru itu keliru, tentu ada
  yang tidak logis di sini.

  Bila ada ajaran A, B, dan C, yang timbulnya di dunia urut satu demi satu,
  maka A hanya bisa membenarkan B, bila penganut A nantinya harus berganti
  menjadi penganut B. Inilah yang terjadi dengan ajaran Muhammad, yang sudah
  diramalkan dalam Kitab Taurat dan Injil.

  Hal yang sebaliknya, yaitu A membenarkan diri dengan B, namun tidak menjadi
  penganut B, tentu akan janggal sekali. Karena itu, penganut agama sebelum
  Islam, tidak layak membenarkan dirinya dengan menggunakan ajaran Islam,
  bila mereka tidak lalu beralih menjadi muslim.

  Namun ajaran yang lebih baru tidak tentu lebih benar. Karena itu, terhadap
  ajaran C, bisa saja B membenarkan (dengan konsekuensi penganut B berubah
  menjadi C dan meninggalkan B), atau menganggap C bagian dari B (jadi B dan
  C sama-sama benar), atau C salah. Hal ini berlaku terhadap agama-agama yang
  timbul setelah kenabian Muhammad. Ketika ajaran Qadiyan muncul, ada orang
  Islam yang pindah menjadi Qadiyan (dan keluar dari Islam), ada yang
  menganggap Qadiyan bagian dari Islam, ada pula yang menolaknya, karena
  menganggap keliru.

  MENGAPA ADA BANYAK AGAMA

  Orang sering menganggap mudah fenomena ini dengan mengatakan: "Banyak jalan
  menuju Tuhan" atau "Sungai-sungai kelihatan berbeda kalau dilihat hulunya,
  namun satu kalau dilihat muaranya". Pada prinsipnya mereka menganggap semua
  agama baik dan benar, dan karena itu tidak perlu dipersoalkan.

  Memang kita tidak akan debat kusir soal agama. Namun kita tentu akan
  menjaga, minimal keluarga kita, agar menganut ajaran yang benar.

  "Banyak jalan menuju Tuhan". Koq tahu? Kalau dikatakan "Banyak jalan menuju
  Roma" kita tentu bisa menerima, karena banyak informasi dari sana, dan
  mungkin ada kawan kita sendiri yang pernah ke Roma dan pulang bercerita ke
  kita. Namun kepada Tuhan? Orang-orang yang pergi menghadap Tuhan (artinya
  mati), ternyata tidak pernah kembali lagi. Orang yang menghadap Tuhan dan
  kembali lagi ya para nabi itu. Lagi pula toh tidak semua jalan itu lempang
  dan lurus. Kalau ada banyak jalan menuju Tuhan, kenapa kita tidak memilih
  jalan yang lurus, jelas dan tidak penuh duri-duri penyesat?

  Demikian juga, memang agama-agama di dunia ini bisa diibaratkan dengan
  sungai-sungai. Namun ternyata ada sungai yang tidak bermuara di laut, namun
  di danau garam (sungai Jordan misalnya). Atau sungai-sungai itu tercemar di
  perjalanan, dipakai untuk irigasi dsb, sehingga tidak pernah mencapai laut.

  Ajaran-ajaran yang benar dari Tuhan memang merupakan sungai-sungai yang
  mengalir ke muara yang sama. Namun ajaran-ajaran yang sesat, yang
  dibuat-buat manusia, tidak akan mencapai Tuhan, karena yang dituju memang
  bukan Tuhan. Di zaman modern ini banyak "agama kontemporer" semacam ini.
  Ada yang memuja Mao Tse Tung, Lenin ataupun (John) Lennon. Bukankah
  kapitalisme, komunisme maupun kult musik tertentu sering disebut sebagai
  agama abad-20?

  EVOLUSI ISLAM

  Sementara itu, beberapa ajaran agama yang klasik (seperti Hindu, Budha,
  Yahudi, Nasrani dll) bisa jadi memang berasal dari seorang utusan Tuhan di
  zaman dulu. Kondisi dan situasi yang berbeda saat ajaran itu diturunkan,
  membuat ajaran yang diperlukan juga berbeda. Sedang kebudayaan manusia
  mengalami perkembangan (evolusi).

  Akhirnya evolusi itu sampai pada satu titik, di mana suatu ajaran yang
  bersifat universal (sesuai untuk seluruh manusia) dan komprehensif (sesuai
  untuk seluruh masa) tiba saatnya. Ibarat sungai, ajaran berbagai agama yang
  ada di dunia ini laksana anak-anak sungai yang mengalir ke sebuah sungai
  yang besar.

  Agama-agama selain Islam sesungguhnya hanya diperuntukkan untuk suatu kaum
  tertentu, di daerah tertentu dan pada masa tertentu. Hal ini disebutkan
  oleh kitab-kitab mereka, yang merupakan tanda-tanda dari Tuhan yang sampai
  pada saat ini - di luar soal bahwa banyak kitab-kitab itu kini tidak lagi
  teruji autentitasnya.
  ---------------------------------------------------------------------------

  KEASLIAN DAN KEBENARAN
  ---------------------------------------------------------------------------

  Keaslian tidak selalu Kebenaran. Dan Kebenaran tidak selalu memerlukan
  bukti sejarah yang asli. Hampir setiap orang Indonesia pasti mengenal lagu
  Indonesia Raya. Tapi masih adakah naskah asli Indonesia Raya yang digubah
  W.R. Supratman itu?

  Naskah asli itu ternyata tidak terlalu penting, bila lagu tersebut tidak
  pernah dilupakan, karena dilagukan atau didengar oleh jutaan orang
  Indonesia, hampir setiap hari. Demikian juga yang terjadi dengan Al-Qur'an.
  Sebenarnya tidak penting, apakah naskah Al-Qur'an yang asli ditulis ketika
  Nabi masih hidup itu masih ada atau tidak. (Naskah yang ada hingga saat ini
  adalah naskah yang ditulis pada zaman Abu Bakar). Al-Qur'an dihafalkan,
  dibaca dalam shalat, dan didengarkan di mana-mana oleh ratusan juta ummat
  Islam di dunia setiap hari. Kalau ada yang mencoba merangkai kata-kata baru
  di dalam Al-Qur'an, pasti akan ketahuan, seperti kita juga pasti akan tahu,
  bila ada selipan kata-kata baru dalam lagu Indonesia Raya.

Hari kiamat

Pemahaman Tentang Hari Kiamat..

"Apabila bumi digoncangkan dengan sekeras-kerasnya, dan
  gunung-gunung dihancurkan selumat-lumatnya, maka jadilah ia debu
  yang beterbangan." (QS. 56:4-6)

"Ketika bumi digoncangkan sekeras-kerasnya, dan bumi mengeluarkan
semua isinya, manusia bertanya : 'Mengapa menjadi begini ?', dihari
itu bumi akan menceritakan beritanya bahwa Tuhanmu telah
memerintahkan seperti itu." (QS. 99:1-5)

"Wahai manusia, insyaflah pada Tuhanmu, bahwa goncangan Sa'ah itu
adalah sesuatu yang amat dahsyat." (QS. 22:1) Sungguh luar biasa
sekali kejadian hari itu, hari dimana Allah menepati janji-Nya kepada
semua makhluk-makhluk ciptaan-Nya, hari dimana tidak ada satupun yang
dapat memberikan pertolongan dan hari yang tiada satu juga tempat
bersembunyi. Bahkan meskipun makhluk itu pergi keplanet Saturnus
sekalipun, begitu kata Qur'an.

  Pergilah kamu kepada planet [zhillu] yang mempunyai 3 lingkaran,
  yang tiada lindungan karena dia tetap tidak akan menyelamatkan
  dari bencana [Sa'ah] bahwa dia [Sa'ah] melontarkan percikan api
  laksana balok seolah dia iringan [cahaya] yang kuning. Kecelakaan
  pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan [kebenaran].
  (QS. 77:30-34)

Saturnus adalah planet nomor 2 besarnya dalam tata surya bumi kita
ini dengan diameter 120,536 km (equatorial) dengan berat massa
5.68e26 kg dan mengorbit dengan jarak 1,429,400,000 km [atau sekitar
9.54 AU] dari matahari. Misi tak berawak yang pertama kali
menyelidiki planet Saturnus ini oleh Pioneer 11 dalam tahun 1979 yang
disusul oleh Voyager 1 dan Voyager 2. Saat ini sebuah pesawat tak
berawak yang lain dan dilengkapi peralatan yang lebih canggih bernama
Cassini tengah dalam perjalanan menuju planet Saturnus dan
diperkirakan akan tiba pada tahun 2004.

Planet Saturnus memiliki angkasa yang kaya akan Hidrogen dengan
sabuk-sabuk awan yang memantulkan sinar matahari dengan baik. Dan 3
lapis jaringan cincin [lingkaran] seputar Equator Saturnus yang indah
itu memperhebat kecemerlangan planet tersebut. Lingkaran cincin itu
sendiri diduga terdiri dari debu halus, kerikil kecil atau
bulir-bulir es yang tak terhingga banyaknya. Planet ini memiliki 10
buah bulan dan satu diantaranya baru ditemukan pada tahun 1966.

Itulah dia hari kiamat, hari Sa'ah /waktu kehancuran total yang
ditentukan/, Yaumul Hasrah /hari penyesalan/, Yaumul Muhasabah /hari
perhitungan/, Yaumul Wazn /hari pertimbangan/ dan sejumlah nama lain
yang kesemuanya menunjukkan mengenai kiamat yang akan terjadi dalam
satu hitungan yang mengagetkan.

  Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Kapankah datangnya
  ?". Katakanlah:"Hanya disisi Tuhankulah pengetahuan /ilmu/
  tentangnya; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
  kedatangannya selain Dia. ia /Kiamat/ itu amat dahsyat untuk
  langit dan bumi. Dia tidak akan datang kepadamu melainkan dengan
  tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar
  mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu /pengetahuan/
  tentangnya ada di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
  mengetahui".
  (QS. 7:187)

Bagaimanakah sebenarnya peristiwa pada hari tersebut jika kita
menganalisanya dengan penganalisaan Qur'an dan Science ? Adakah
kiamat itu diberlakukan oleh Allah secara begitu saja dan tanpa
melalui proses alamiah ?
Marilah kita telaah terlebih dahulu ayat-ayat Allah yang bersangkutan
tentangnya didalam AlQur'an dan menghubungkannya dengan kajian
Science.

  Demi yang terbang dalam keadaan bebas, yang membawa beban berat
  yang bergerak dengan mudahnya dan membagi-bagi urusan; bahwasanya
  yang dijanjikan itu adalah benar. (QS. 51:1-5)

Demi yang meluncur dengan cepatnya dan memercikkan api yang merubah
waktu subuh dan menimbulkan debu yang berpusat padanya sebagai satu
kesatuan. Sungguh, manusia itu tidak tahu berterima kasih kepada
Tuhannya. (QS. 100:1-6)

Pada hari meledaknya tata surya ini dengan bencana besar serta
diturunkannya para malaikat secara bersungguh-sungguh. (QS. 25:25)

Pada hari tata surya ini digoncang dengan sebenar-benar goncangan dan
orbit akan terlepas dengan luar biasa. (QS. 52:9-10)

Ketika matahari digulung (olehnya) dan bintang-bintang meluluh,
tenaga alamiah pun terlepaskan [dari posisi orbitnya], relasi
(hubungan molekul pada benda) ditinggalkan dan semua unsur
dikumpulkan serta lautan mendidih. (QS. 81:1-6)

Tata surya akan pecah karenanya sebagai bukti janji-Nya ditunaikan;
Sungguh, ini satu peringatan, barang siapa yang mau mengikuti niscaya
dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (QS. 73:18-19)

Maha Besar Allah yang telah membukakan sedikit tabir rahasia-Nya
kepada manusia mengenai hari perjanjian dengan segala kelogisannya
yang sudah sepantasnya menjadi bahan pemikiran bagi kaum yang mau
memikirkan serta bagi mereka yang benar-benar mengharapkan ridho dari
Tuhannya.

Melalui AlQur'an, wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
Saw sang utusan mulia sekitar 14 abad yang lalu ditanah Arabia telah
menyajikan secara gamblang proses kehancuran tersebut berdasarkan
data-data ilmiah yang mampu dicapai oleh pemikiran manusia diabad 20
ini.

AlQur'an memberitakan bahwa kehidupan dalam tata surya ini
akan ditutup sekaligus secara mendadak dengan alasan dan pembuktian
yang logis dan komplit. Hidup didunia ini adalah selaku ujian
terhadap manusia yang akan menentukan nilai bagi setiap diri untuk
ditempatkan pada golongan yang baik atau jahat diakhirat nanti yang
berpokok pangkal pada ayat 51:56.

Dengan alasan ini teranglah bahwa hidup kini bukan terwujud dengan
sendirinya tanpa ujung pangkal, bukan pula menjalani reinkarnasi
dengan mati dan hidup berulang kali dengan jalan penitisan kepada
makhluk/zat lainnya , malah sesuai dengan pemikiran wajar berdasarkan
hukum kausalita yang berlaku.

Hari kehancuran total itu oleh AlQur'an dinamakan Sa'ah, yaitu waktu
penutupan kehidupan massal yang ditentukan Allah, tak seorangpun yang
dapat mengetahui kapan waktu pastinya sebagai satu pengujian kepada
setiap diri mengenai Iman dan Ilmunya.

  Tiada kejadian Sa'ah itu melainkan dalam sekejapan mata atau
  lebih cepat lagi.
  Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 16:77)

Pada ayat 16:77 diatas telah disebutkan bahwa kedatangan Sa'ah itu
terjadi dalam tempo yang sangat singkat, dan digambarkan kecepatannya
melebihi kejapan mata.

Sekarang mari sejenak kita melihat ramalan James Scotti dari
Universitas Arizona yang mengamati sebuah Asteroid yang diberi nama
XF 11 melalui teleskop 36 inci pada 6 Desember 1997 dan menyatakan
bahwa kemungkinan XF 11 itu bakal menghantam bumi pada tahun 2028.

Menurut perhitungan yang dilakukan pada 23 Maret 1998 lalu, posisi
terdekat Asteroid XF 11 pada 26 Oktober 2028 adalah 600.000 mil atau
954.340 kilometer. Kecepatan obyek angkasa ini saat itu diperkirakan
mendekati 13.914 km/detik, tulis sebuah laporan ilmiah yang
dikeluarkan Donald K. Yeomans dan Paul W. Chodas, astronom NASA yang
khusus melakukan prediksi garis orbit komet, asteroid, planet, dan
benda angkasa lain di bawah sistem tata surya matahari, dengan
bantuan komputer.

Perhitungan terakhir posisi XF 11 dilakukan berdasarkan pantauan
astronom Eleanor Helin, Brian Roman, dan Ken Lawrence yang bersama
Donald dan Paul tergabung dalam tim NEAT (Near Earth Asteroid
Tracking) di Jet Propulsion Laboratory (JPL NASA), Pasadena AS.
Perhitungan ini berarti mengandaskan ramalan bumi bakal kiamat 30
tahun lagi dan kembali ke zaman batu setelah sebuah asteroid selebar
satu mil (1,6 kilometer) menghantam bumi.

Kedua pengamatan terhadap PHA 108 (potentially hazardous asteroid),
yaitu kode yang diberikan terhadap XF 11 ini menyimpulkan, pada 2028,
garis edarnya paling dekat dengan bumi, sekitar 50.000 mil saja.
Jarak itu cukup dekat dengan daratan dan merupakan alamat buruk bagi
penghuni bumi.

Peter Schelus, peneliti lain dari Mc Donald Observatory di Texas lalu
memasuki percaturan. Awal Maret lalu, ia menggambarkan akan terjadi
88 hari ketika angkasa dipenuhi jalur asteroid yang berpijar. Garis
pijar yang menggemparkan ini bisa disaksikan dengan mata telanjang di
Eropa.

Jadwal kedatangan Asteroid XF 11, kata Peter, adalah pada 26 Oktober
2028 sore pukul 13.30 waktu pantai timur AS (atau 01.30 dini hari
WIB). Saat itu, NEO (Near Earth Object), yaitu XF 11 sudah berada
pada jarak 26.000 mil atau bisa lebih dekat lagi!

Kalau benar-benar terjadi, ya tadi itu, kehancuran total bagi segala
peradaban di muka bumi. Berbagai analisis lalu bermunculan dalam
bentuk terbitan terbatas, media cetak, tayangan film dokumenter,
sampai mini seri televisi yang sanggup menyedot perhatian seluruh
dunia, khususnya di AS.

Seperti artikel New Yorker edisi awal tahun yang menyebutkan, akibat
tabrakan hebat dengan asteroid, separoh populasi bumi akan sirna.
Kemudian sebuah film dokumenter yang ditayangkan Discovery selama dua
jam sanggup membangkitkan kekhawatiran. Begitu juga film serupa
arahan National Geographic.

Keberadaan XF 11 dan lintas orbitnya makin ramai diperbincangkan.
Stasiun televisi NBC tak mau kalah dengan menyajikan miniseri
Asteroid, memanfaatkan histeria massa.

Asteroid (kelas) XF 11 saat memasuki atmosfir bumi diperkirakan
memiliki kecepatan 45.000 mil per jam atau sebanding dengan 100 kali
kecepatan peluru yang ditembakkan. Ketika menghantam bumi, ledakan
yang ditimbulkan setara dengan 500.000 megaton TNT (ukuran ledakan).
Sebagai perbandingan, bom atom yang membumihanguskan Hiroshima
diperkirakan sebesar 0,015 megaton. Kekuatan ini sanggup membentuk
terowongan di atmosfir sepanjang lima mil. Hujan api dan perubahan
cuaca pun terjadi secara drastis lantaran iklim global berubah. Sinar
matahari terhalang oleh debu yang tersebar dalam jumlah besar di
lapisan stratosfir.

Bumi memang berada pada daerah terpaan asteroid dan komet. Namun,
atmosfir bumi melindungi penghuninya dari bebatuan ruang angkasa
kecil seukuran butiran pasir atau kelereng yang setiap hari
menghujani bumi. Kebanyakan asteroid mengikuti jalur edar antara dua
planet, yaitu Mars dan Jupiter, tapi asteroid itu saling mempengaruhi
dan bahkan terpengaruh oleh Jupiter. Akibatnya, sebagian asteroid
keluar dari jalur dan kemudian memasuki orbit Mars atau Bumi.

Bintang berekor di malam hari adalah bukti benda ruang angkasa yang
terbakar ketika memasuki atmosfir. Kebanyakan asteroid berdiameter 10
meter akan hancur sebelum menumbuk bumi. Walau demikian, masih ada
beberapa pecahan yang sempat tiba di permukaan bumi.

Bagaimana kalau asteroid jatuh di laut? Jika jatuh di Laut Jawa
misalnya, akan menimbulkan tsunami setinggi 130 meter. Dan
mengakibatkan gelombang hebat yang menyapu kota-kota sejauh 10 mil
dari garis pantai. Bukankah menurut para ilmuwan, punahnya dinosaurus
akibat serangan meteor yang terjadi 65 juta tahun lalu?

Perhitungan orbit yang akurat adalah modal utama. Soalnya, menurut
penelitian Spaceguard Survey yang menghabiskan US$50 juta selama 10
tahun -yaitu lembaga yang mampu menaksir populasi dan melakukan
identifikasi besarnya obyek NEAR (Near Earth Asteroid Rendezvous)
yang berpotensi menabrak bumi melalui penjejak sistematik yang
terdapat pada monitor efektif- memperkirakan, sekitar 4.000 asteroid
dengan ukuran satu kilometer ke atas, melintas di sekitar bumi. Dari
jumlah itu, cuma 150 yang dapat dikenali. Sementara ukuran lebih
kecil seperti yang jatuh di Tunguska, jumlahnya lebih banyak, yaitu
300.000.

Tim NEAT menghapus kekhawatiran itu melalui perhitungan mereka. Tapi
Brian Marsden dari Smithsonian Astrosphysical Observatory, yang ikut
mendorong penemuan kalkulasi garis orbit terakhir, masih penasaran.
Marsden menyebutkan bahwa dasar perhitungan itu menurut gambar XF 11
yang ditangkap pada 1990. Bahwa perhitungan yang sangat akurat dapat
dilakukan lagi saat XF 11 berdekatan dengan bumi pada 31 Oktober
2002. Melalui radar optik, garis edar XF 11 yang tepat bisa
disimpulkan. Benarkah kiamat akan terjadi pada tahun 2028 yang
diakibatkan oleh XF 11 ?
Masih terlalu dini untuk menyimpulkan demikian, Asteroid XF 11
meskipun menghantam bumi dia tidak akan mengakibatkan hancurnya tata
surya sebagaimana yang di jelaskan oleh Qur'an.

Menurut hukum Fisika, kecepatan pandangan mata sama besar dengan
kecepatan gerak sinar atau gelombang radio. Sinar bergerak sekitar
186.282 mil sedetik. Dalam satu tahun atau selama 365 hari ada
31.536.000 detik. Jadi sinar bergerak dalam satu tahun sejauh
5.874.589.152.000 mil, dan ini dinyatakan 1 tahun sinar, biasanya
angka ini dibulatkan menjadi 6 billion mil.

Sementara itu sinar dari matahari untuk mencapai bumi dibutuhkan
waktu 8.3 menit [juga biasanya dibulatkan menjadi 8 menit sinar
saja]. Jadi jika misalnya matahari itu mendadak hilang dari angkasa
maka keadaan itu baru dapat kita lihat 8 menit kemudiannya, karena
memang sekianlah kecepatan kejapan mata atau pandangan mata [menurut
hukum Fisika].

Kini dikatakan Sa'ah itu lebih cepat lagi, maka kecepatan yang
melebihi gerakan sinar untuk saat ini yang dikenal adalah komet. Dan
komet itu melayang diantara bintang-bintang angkasa hanya dalam waktu
beberapa saat saja, padahal seperti diketahui orang, jarak bintang
terdekat adalah 4 tahun gerak sinar.

Jadi Sa'ah itu berlaku cepat sekali seperti kecepatan gerak komet
[atau memang justru komet itu sendirilah yang dijadikan Allah selaku
penyebab terjadinya Sa'ah nantinya ?].

Mari kita bahas masalah ini :
Komet adalah benda angkasa yang DIDUGA oleh para ahli terdiri dari
debu, es dan gas yang membeku. Komet menyala dan membentuk ekor gas
bercahaya tatkala lewat didekat matahari. Ia memiliki lintasan yang
lonjong, berbeda dengan lintasan planet yang berbentuk lingkaran.
Komet terang sering tampak pada siang hari.
Ekornya bisa lengkung meliputi setengah bola langit, dan para
Astronom juga menduga ada sekitar 100.000 buah komet diangkasa raya.

Dan sebagaimana yang dikatakan ayat 7:187 yang sudah kita ulas
diatas, bahwa tidak akan ada seorangpun yang dapat meramalkan kapan
saat Sa'ah itu terjadi.

Karenanya jika kita mencoba mengasumsikan bahwa memang komet itulah
yang akan menjadi penyebab Sa'ah maka pantas ramalan para sarjana
mengenai rombongan komet yang dapat dilihat dari bumi selalu gagal
begitupun rombongan komet yang dinamakan Kohoutek pada bulan Desember
1973.

Ada satu ayat Qur'an yang cukup mengundang perhatian kita untuk
menghubungkannya kepada penyebab kejadian pada hari Sa'ah itu, ayat
tersebut adalah :

  Dan yang menguasai itu berada atas bagian-bagiannya dan [benda]
  yang membawa semesta Tuhanmu diatas mereka ketika itu "Ada
  Delapan". (QS. 69:17)

'Arsy yang selama ini ditafsirkan oleh sebagian besar orang sebagai
singgasana dimana Allah berdiam itu saya anggap keliru, sebab Allah
tidak membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan
waktu.

Jika dikatakan bahwa Allah *duduk* diatas 'Arsy maka berarti Allah
memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat
tinggal dan tempat bernaung, padahal Allah Maha Suci dan Maha Mulia
dari semua itu ! Sungguh kontradiksi sekali dengan sifat-sifat
keTuhanan yang dikenal didalam Islam sebagai Asma ul Husna[2] .

Sungguh, jika kita mau memperhatikan Qur'an secara lebih teliti akan
kita dapati beberapa pengertian untuk 'Arsy ini, misalnya :

  1  Yang didirikan, yang dibangun seperti bangunan dijaman Nabi
    Sulaiman [27:38];
    bangunan dijaman Nabi Yusuf [12:100] atau bangunan yang ada di
    Palestina dahulu kala [2:259].
    Lebih jelas lagi ayat 7:137 dimana dinyatakan 'Arsy itu berarti
    bangunan yang dibangun oleh Fir'aun.

  2  'Arsy juga berarti semesta raya atau universe karena dia
    dibangun atau didirikan oleh Pencipta Esa.
    Ayat tentang itu banyak sekali, diantara lain ayat 11/7, 7/54,
    40/6, 39/75 dan 69/17.

Semua benda angkasa dinamakan semesta raya atau langit bagi manusia
dan merupakan 'Arsy Allah, termasuk planet-planet, bulan-bulan
[satelites], komet dan apa-apa yang ada diantaranya. Semua benda itu
dibangun oleh Allah sebagai yang dimaksud ayat 11:7.

  Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari
  [maksudnya 6.000 tahun karena 1 hari Allah = 1000 tahun manusia
  berdasarkan ayat 22:47] dan adalah semestanya atas Almaa' ...
  (QS. 11:7)

Semesta raya disusun begitu rupa terdiri dari jutaan bima
sakti/galaksi. Masing-masing bima sakti terdiri dari jutaan bintang
yang setiapnya dikitari oleh planet-planet yang umumnya juga dikitari
oleh bulan-bulan sebagai satelitnya. Satu bintang dengan beberapa
planet dan bulannya dinamakan tata surya atau solar system.

Kita kembali pada ayat 69:17 sebelumnya yang mengatakan bahwa kelak
pada hari Sa'ah akan ada 8 yang membawa semesta raya ini padanya yang
karena itu dia disebut sebagai yang menguasai. Adalah satu hal yang
cukup masuk akal jika kita telah berasumsi bahwa yang 8 dimaksudkan
oleh Alqur'an ini adalah 8 rombongan komet yang akan datang dengan
kecepatan penuh dan menjadikan penyebab hari Sa'ah tersebut.

Para ahli Astronomi telah sama mengetahui kedatangan suatu
komet yang dinamakan komet halley ditaksir besarnya ribuan kali besar
matahari dan panjangnya diperkirakan 500 juta mil atau lebih kurang 6
kali jarak antara matahari dan bumi [lebih panjang dari 1.000 AU].

Pada bulan April 1970 pernah pula kelihatan komet yang seperti itu
bergerak dari belahan selatan ke utara selama sebulan penuh menjelang
subuh.

Kalau orang hanya mengikuti pendapat dan dugaan ahli-ahli angkasa
Barat tentang komet, maka akhirnya orang akan berpendapat bahwa komet
itu hanya benda angkasa yang tidak perlu dihiraukan karena mereka
menganggapnya tidak berarti sama sekali. Dan ini bertentangan dengan
AlQur'an yang dengan nyata mengatakan bahwa Allah tidak pernah
menjadikan langit dan bumi ini dengan kesia-siaan atau dengan kata
lain tanpa maksud dan tujuan.

  Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu
  sangkakan terhadap Tuhanmu, dan itu telah menjerumuskan kamu,
  maka jadilah kamu orang-orang yang merugi. (QS. 41:23)

Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di
dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan
kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan
tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (QS.
45:24)

Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan dusta atas nama Allah
pada hari kiamah ?
Sungguh, Allah Yang mempunyai karunia atas manusia tetapi kebanyakan
mereka tidak berterimakasih.
(QS. 10:60) Kalau bintang-bintang berfungsi mengatur kehidupan
diplanet-planet yang mengorbitnya, maka komet merubah kehidupan
secara mendadak, dia membentur semua bintang diangkasa luas secara
berganti-ganti menurut ketetapan yang ditentukan Allah sesuai dengan
arah layang komet yang tidak berorbit jelas.

  Yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk atau dalam keadaan
  berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.
  (mereka itu berkata): "Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau
  menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
  selamatkanlah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)

Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara
keduanya secara bermain-main.
(QS. 44:38) Para Astronom Barat terlalu cepat mengambil kesimpulan
untuk menentukan wujud dari komet itu dengan mengatakan ia terdiri
dari debu, es dan gas yang membeku. Sebab jika benar demikian, maka
tentunya komet itu akan jatuh kepada planet atau matahari seperti
jatuhnya meteorities, padahal belum pernah diketahui sebuah komet
telah jatuh seperti demikian. Begitupula halnya dengan orbit komet
yang dianggap pula oleh Astronom Barat itu sebagai keluarga tata
surya.

Orang seharusnya dapat mengambil pelajaran tentang komet Kohoutek
pada bulan Desember 1973 yang ternyata telah keluar dari gugusan
bintang lain, yaitu kelihatan dari celah-celah galaksi lain disemesta
raya ini. Orang telah gagal dengan anggapannya yang mengatakan bahwa
wujud komet terdiri dari pasir dan juga gagal dalam menentukan
orbitnya yang dikatakan ellips, padahal sebenarnya komet itu mengedar
tanpa orbit yang jelas.

Dalam hal ini manusia, khususnya umat Islam harus istiqomah terhadap
kitab suci AlQur'an yang berisikan petunjuk dan sumber ilmu
pengetahuan bagi manusia. Bukankah Allah sudah bersumpah pada ayat
37:1-5 dibawah ini yang menyamakan arti semesta raya yang berjuta
milyar bintang dengan 8 buah benda berapi [komet] penghancurnya.

  Demi [bintang-bintang] yang berbaris tersusun [disemesta raya],
  Demi [benda angkasa] yang membentur dengan benturan
  Demi [ayat-ayat Qur'an] yang menganalisakan pemikiran
  Bahwa Tuhanmu adalah satu, yaitu Tuhan semua planet dan bumi ini
  serta apa yang ada diantaranya serta Tuhan bagi tempat-tempat
  terbit matahari [dalam setiap planetnya].
  (QS. 37:1-5)

Orang tidak berkesempatan banyak untuk mempelajari komet karena
terlalu jauh dan jarang sekali kelihatan, untuk komet Halley saja
melakukan lintasan kepada matahari dalam kurun waktu 76 tahun sekali,
komet Kohoutek 75.000 tahun untuk melengkapi peredarannya sedangkan
komet Encke yang memiliki lintasan terpendek menghampiri matahari
tiap 3,3 tahun sekali. Pada tahun 1993 Eugene dan Carolyn Shoemaker
serta David Levy menemukan sebuah komet baru yang diberi nama komet
Shoemaker-Levy 9 [sesuai dengan nama penemunya]

Informasi selengkapnya mengenai komet SL 9 ini bisa anda lihat dalam
situs : http://www.seds.org/billa/tnp/sl9.html[3][IMAGE]

Ayat 42:5 juga memberitahukan kepada kita bahwa pada masa lalu,
pernah berlaku pendekatan layang sekelompok komet [yang besar] hingga
merobah posisi planet-planet dalam tata surya ini. Akibatnya,
terjadilah topan Nabi Nuh dan berpindahlah kutub-kutub bumi dari
tempatnya semula ketempat yang baru sebagaimana yang kita kenal
sekarang ini.

  Hampir saja planet-planet itu terseret [oleh komet] dari atasnya,
  dan malaikat tasbih dengan memuja Tuhan mereka serta memintakan
  ampun bagi orang dibumi. Ingatlah bahwa Allah itu Pengampun dan
  Penyayang.
  (QS. 42:5)

Peristiwa Topan Nabi Nuh sudah ditentukan oleh Allah dengan rencana
tepat dan logis, tidak semata-mata untuk mengazab mereka-mereka yang
kafir terhadap petunjuk Nabi-Nya namun lebih jauh dari itu berfungsi
untuk perbaikan stelsel tata surya, khususnya planet bumi.
[masalah ini akan kita bahas dalam artikel : Kealamiahan mukjizat
Nabi Nuh dan Nabi Musa[4]]

Seimbang dengan ayat 42:5 diatas, maka Ayat 69:13 menyatakan
sebaliknya, bahwa kelak dikemudian hari serombongan komet akan datang
membentur/menyeret tata surya kita, waktunya sangat dirahasiakan,
hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Waktu itu akan tergoncanglah
planet-planet dengan hebatnya terseret mengikuti layang sekumpulan
komet itu dan musnahlah semua yang hidup kecuali apa yang dikehendaki
oleh Allah sebagaimana yang terdapat dalam ayat 39:68

Apabila ditiupkan sangkakala dengan sekali tiupan, terbawalah
  bumi ini dan semua tenaga alamiahnya lalu bergoncanglah ia sekali
  goncangan maka ketika itu menimpalah yang menimpa dan pecahlah
  tata surya ini pada hari itu menurut ketentuan. (QS. 69:13-16)

Dan ditiupkan sangkakala lalu mati apa-apa yang ada dilangit dan
apa-apa yang ada dibumi kecuali apa saja yang dikehendaki oleh Allah,
kemudian akan ditiupkan padanya [sekali lagi] maka tiba-tiba mereka
bangkit [dari mati dan] menunggu [pengadilan Tuhan atas mereka]. (QS.
39:68)

Apakah dan bagaimana waktu itu kejadian penyeretan tata surya ini dan
dengan jalan bagaimana pula Allah menjalankan hukum-hukum
Kausalita-Nya untuk memberikan perlindungan kepada apa yang
dikecualikan-Nya seperti pada ayat 39:68 diatas ?

Mari kita jawab bersama ...
Perhatikan ulang firman Allah berikut ini :

  Demi yang meluncur dengan cepatnya dan memercikkan api yang
  merubah waktu subuh dan menimbulkan debu yang berpusat padanya
  sebagai satu kesatuan. Sungguh, manusia itu tidak tahu berterima
  kasih kepada Tuhannya. (QS. 100:1-6)

Demi yang terbang dalam keadaan bebas, yang membawa beban berat yang
bergerak dengan mudahnya dan membagi-bagi urusan; bahwasanya yang
dijanjikan itu adalah benar. (QS. 51:1-5)

Demi yang membentur dengan benturan (QS. 37:2) Dari ayat Qur'an
diatas kita bisa membaca bahwa kelak akan datang sekumpulan benda
angkasa yang meluncur dengan cepat sambil memercikkan api [QS. 100:1]
yang telah ditentukan Allah untuk membentur tatasurya kita ini [QS.
37:2] lalu menyeretnya menurut layangnya disemesta luas [QS. 100:4]
hingga habislah semua bintang diangkasa itu semuanya terseret pada
waktu tertentu berturut-turut [QS. 51:4].

Waktu itu matilah semua makhluk berjiwa dalam daerah tatasurya [QS.
39:68] hari itu tidak ada tempat berlindung sama sekali bagi manusia
sekalipun dia mencoba ke planet Saturnus dengan dugaan bahwa cincin
yang melingkar pada Saturnus itu dapat melindunginya dan itu sudah
dibantah oleh Qur'an pada 77:30-34 yang sudah kita bahas pada bagian
atas.

Tolong perhatikan masing-masing ayat yang saya tunjuk diatas untuk
menemukan relevansinya

Dengan ini saja kita bisa mengambil kesimpulan bahwa benda angkasa
yang dimaksudkan kemungkinan besar adalah komet yang memiliki
karakteristik nubuatan Qur'an.

Dan yang menjadi ekor komet sebagai yang kita lihat melayang
diangkasa bebas adalah bintang-bintang dengan semua planet dan
bulannya yang telah dibentur dan diseret oleh komet itu lebih dahulu.
Demikian pula akan berlaku pada tata surya kita ini bila nanti sudah
datang perintah dari Allah saatnya.

Lalu kenapa rombongan komet itu kelihatan kecil saja ?
Itu tidak lain karena disebabkan dia berada sangat jauh dibalik
jutaan bintang atau malah mungkin pula dibalik jutaan galaksi. Suatu
komet tidak dapat diperkirakan besarnya dengan satu kepastian,
mungkin ribuan kali lebih besar dari matahari kita, dia bergerak
tanpa orbit yang jelas karena dia terbentuk dari non partikel dengan
massa yang semakin besar yang diakibatkan oleh sifat kohesi sesamanya
dan bergabung dengan Nebula atau awan susu, dia lari dari partikel
tetapi mempunyai sifat bergabung sesamanya seperti Ionosfir yang
melingkupi planet.

Demikian pula komet lari dari setiap bintang yang ditemuinya
tetapi karena terlalu besar dan terlalu cepat layangnya [dalam Qur'an
diistilahkan yang terbang bebas dan berbeban berat serta mudah dalam
pergerakan] maka dalam gerak demikian dia membentur setiap tatasurya
yang menghalangi arah geraknya, langsung membentur dan menyeret.
Waktu itu juga seluruh Ionosfir akan bergabung dengan komet, sehingga
berakibat setiap tatasurya yang dibentur komet itu otomatis menurut
kepada benda raksasa itu.

Ketika komet membentur tatasurya dia terpaksa merobah arah geraknya
beberapa derajat karenanya komet itu nantinya akan menempuh seluruh
daerah semesta raya, ditimbulkan oleh sifatnya yang anti partikel.
Maka dari itu akan amat janggal sekali jika kita mengikuti Dugaan
Astronomi Barat bahwa komet itu terdiri dari pasir atau es yang
mengorbit keliling matahari kita.

Dengan sifat anti partikel itu, komet tidak menjalani garis orbit
tertentu, karenanya sebagaimana yang sudah kita tuliskan pada
bahagian atas bahwa orang pernah melihat komet itu bergerak dari
selatan keutara atau sebaliknya. Jika komet termasuk keluarga
tatasurya kita maka otomatis dia harus patuh pada hukum tatasurya dan
bintang-bintang lain bahwa semuanya bergerak dari barat ketimur.

Pembenturan komet atas setiap bintang bukan terlaksana sekaligus,
bukan dalam satu ketika melainkan melalui proses ilmiah yaitu secara
berangsur-angsur sehingga kian lama wujudnya semakin membesar dalam
masa yang amat panjang dan itu telah mulai terjadi semenjak ribuan
tahun yang lalu dan akan tetap seperti itu hingga masa ketentuan itu
diberlakukan Allah.

Mungkin hal itu susah digambarkan dalam ingatan bahwa langit biru
yang ada diatas kita ini kelak tiada lagi berbintang karena semuanya
mengikut pada 8 rombongan komet seolah komet itu yang menguasai
semesta raya.

  Dan yang menguasai itu berada atas bagian-bagiannya dan yang
  membawa semesta Tuhanmu diatas mereka ketika itu "Ada Delapan".
  (QS. 69:17)

Bahwa setiap planet itu berputar disumbunya untuk mewujudkan siang
dan malam serta Timur dan Barat bagi permukaan masing-masing planet
itu adalah sudah satu hukum yang pasti dalam ilmu Astronomi. Semua
bintang berada pada posisi tertentu disemesta raya dengan sifat
Repellent antara satu dengan lainnya tersusun rapi sesuai dengan
hukum-hukum yang sudah ditetapkan Allah.

  Sungguh, Allah menahan planet-planet dan bumi agar tidak luput
  /dari garis orbitnya/,
  Jika semua itu sampai luput, adakah yang dapat menahannya selain
  Dia ?
  Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
  (QS. 35:41)

Tapi mesti dijelaskan disini dalam hubungannya dengan banyak ayat
Qur'an yang lain serta kajian Ilmu pengetahuan modern, setiap planet
memiliki Rawasia [tenaga alamiah] Simple karenanya tidak akan
kejadian dua planet dempet bersatu; sebaliknya setiap planet dalam
tatasurya ini akan dempet bersatu dengan matahari yang dikitarinya
namun tidak akan lebur mencair karena masing-masingnya dikungkung
oleh batang magnet yang membujur dari Utara ke Selatan.

Hal ini berlaku sewaktu tatasurya ini diseret oleh komet sehingga
menyebabkan susunan planet kacau balau.
Orbit dan jarak tertentu tak terlaksana lagi masing-masingnya
tertarik jatuh pada matahari disebabkan Rawasia yang berlainan.
Setiap planet itu melekat pada matahari dalam keadaan utuh berupa
globe yang senantiasa bulat dan tetap berputar disumbunya.

Masalah Rawasia/Batang Magnet/Tenaga Alamiah ini sudah kita bahas
dalam artikel Mengungkap konstruksi piring terbang [5]

Hal demikian sangat penting sekali terjadi karena dengan itu tidak
akan kejadian adanya suatu planet dalam tatasurya kita ditarik oleh
bintang lain, tetapi hal itu pulalah yang menyebabkan permukaan
setiap planet terbakar, lautan menguap habis, gunung-gunung meleleh
dan setiap benda mencair jadi atom asal seperti diterangkan oleh ayat
81:1 s.d 81:6

  Ketika matahari digulung (olehnya) dan bintang-bintang meluluh,
  tenaga alamiah pun terlepaskan [dari posisi orbitnya], relasi
  (hubungan molekul pada benda) ditinggalkan dan semua unsur
  dikumpulkan serta lautan mendidih. (QS. 81:1-6)

Akan tetapi lain keadaannya dengan bulan-bulan yang menjadi satelit
mengitari planet.
Untuk itu AlQur'an menerangkan :

  Semakin dekat Sa'ah dan terpecahnya bulan-bulan. (QS. 54:1)
  Dan lenyaplah bulan-bulan itu serta dikumpulkanlah bulan-bulan
  itu bersama matahari. (QS. 75:8-9)

Bulan memiliki Rawasia Spot atau Mascon, yaitu titik pusat magnet
yang berada dalam tubuhnya, karena itu dia tidak pernah berputar
tetapi mengedar keliling planet. Makanya bulan terwujud dari pasir
halus tak memadat, bergravitasi sangat lemah. Bulan mengorbit
matahari dengan jarak 384,400 km dari planet bumi kita dan bergaris
tengah 3476 km dengan massa 7.35e22 kg.

Sewaktu planet-planet jatuh tertarik dempet pada matahari pada hari
Sa'ah tersebut maka setiap bulan itu tak mungkin mempertahankan wujud
globenya, masing-masing akan meleleh menjadi satu dengan matahari dan
mulai saat itu hilanglah bulan untuk selama-lamanya sebagaimana
tercantum pada ayat 75:8-9 diatas dan sesuai pula dengan ayat 39:68
yang menyatakan bahwa pada ledakan pertama itu semua yang hidup akan
mati kecuali apa-apa yang dikehendaki oleh Allah, dan secara
kesimpulan *goblok* salah satu benda yang tidak akan dimusnahkan oleh
Allah itu adalah planet bumi kita ini sebab pada saat itu bumi tidak
lebur kedalam matahari dalam pengertian meleleh melainkan akan
mewujudkan satu keadaan baru sebagaimana yang diterangkan Allah dalam
firman-Nya yang lain serta beberapa Hadist Nabi Muhammad Saw yang
akan kita bahas dibawah ini :

  Pada hari Kami putarkan tata surya ini laksana putaran radiasi
  untuk ketetapan-ketetapan [Kami].
  Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan
  mengulanginya kembali sebagai janji atas Kami. Sungguh pasti akan
  Kami tepati [janji itu]. (QS. 21:104)

[Yaitu] hari dimana bumi diganti dengan bumi yang lain [dalam
rupanya] begitu pula planet-planet, dan mereka semuanya tunduk kepada
Allah yang Esa dan Perkasa. (QS. 14:48)

Wahai manusia, insyaflah pada Tuhanmu,
Bahwa goncangan Sa'ah itu adalah sesuatu yang amat dahsyat. (QS.
22:1)

Dia berfirman: "Di sana engkau hidup dan disana pula engkau akan
mati, dan dari sana pula engkau akan dibangkitkan. (QS. 7:25)

Dari Sahal bin Sa'ad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di
Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak ada
tanda-tanda penunjuk untuk siapapun". (HR. Imam Muslim)

Dari Mikdad bin Aswad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: "Didekatkan matahari kepada manusia dihari
kiamat sehingga jarak matahari dari mereka sekira satu mil. Manusia
digenangi keringat menurut ukuran amal mereka..." (HR. Imam Muslim)
Jadi jelaslah bahwa bumi kita ini dan juga matahari tidak akan hancur
saat itu melainkan akan diperbaharui bentuk dan keadaannya
sebagaimana Firman Allah dan Hadist Rasul diatas.

Sampai disini maka usailah bagian pertama dari pembahasan kiamat ini,
dan kita akan meneruskan pembahasan Kiamat ini kearah yang lebih jauh
lagi pada artikel Mengungkap Hidup Setelah Mati [6].

Khusus bagi anda yang muslim dan tidak terlalu suka mencampur baurkan
Science dan Qur'an saya persilahkan memindahkan situsnya ketempat
lain karena pembahasan berikutnya jika tidak hati-hati dalam memahami
ayat-ayat Allah dapat membuat anda meragukan akidah anda terhadap
Islam dan dapat menimbulkan fitnah anda kepada saya sebagai
penulisnya.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More